Intifadhah Al-Quds, 25% Militer Israel Mengalami Depresi

Jeep militer penjajah Israel terbalik di Tepi Barat. (alresalah.ps)

dakwatuna.com – Allah selalu berkehendak lain dengan kemauan manusia. Jika mayoritas umat Islam santai, sembari menunggu keajaiban Imam Mahdi turun satu khilafah tegak. Hamas, Jihad Islam justru bersiap siaga. Merancang strategi. Lalu mempraktekkannya dalam operasi yang terukur dan tepat sasaran.

Bayangkan! Setelah serangan ke Gaza dan Intifadhah Al-Quds (Intifadhah III) bangkit di Tepi Barat. Militer Israel mengalami depresi berat. Dari total 176.000 anggota militer plus 445.000 anggota militer cadangan, 25% nya mengalami kelainan kejiwaan alias kelainan mental.

Menurutnya, Intifadhah III telah memupus hegemoni Israel yang telah dibangun sejak lama. Hamas, Jihad Islam, dan kebangkitan Intifadhah III membuat 3 rancangan Israel kalang kabut:

Pertama: Hegemoni Israel yang awalnya mutlak, menjadi berkurang di area Masjid Al-Aqsha.

Kedua: “Kemesraan” Israel dengan dunia Arab buyar, malah dunia ruh radikalisme organisasi-organisasi Islam semakin kokoh.

Ketiga: Proyek Al-Quds yang mutlak seutuhnya di bawah kekuasaan Israel, terganggu.

Sebagai tindakan memalingkan konsentrasi dan mengalihkan isu, Netanyahu hari ini 21/10/15 menangkap pimpinan Hamas di Al-Quds. Kemudian ia melontarkan “ocehan” mirip penguasa-penguasa yang tak berdaya, bahwa Syaikh Amin Husaini, tokoh kharismatik Palestina yang turut memperjuangkan pengakuan kemerdekaan Indonesia, adalah sosok yang menjadi provokator hingga Hitler membantai Yahudi.

Mari terus cermati perkembangan The Pampers Army versus Pasukan berani mati Hamas, Jihad Islam, dan rakyat Palestina. Tentu pasukan yang tidak sekadar menunggu kedatangan Imam Mahdi. Namun merancang strategi menghadapi Israel, menang atau syahid. (nandang/dakwatuna)

Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...