Keajaiban Serangan HAMAS di Nablus Tepi Barat

 

Batalion Izzuddin Al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas. (felesteen.ps)

dakwatuna.com – Jubir HAMAS di jalur Gaza, mengapresiasi operasi militer HAMAS yang sukses menewaskan seorang perwira menengah Israel (01/10/15). HAMAS mengaku bertanggungjawab atas operasi.

Kematian militer Zionis berikut istrinya, disikapi “positif” oleh analis militer Israel sendiri. Dalam serangan tersebut, HAMAS tidak menyentuh sama sekali anak-anak yang tengah bersama kedua orangtuanya.

Seolah HAMAS mengirim 2 pesan sekaligus:

Pesan pertama; HAMAS mewakili faksi perlawanan Palestina, tidak perlu meminta izin kepada otoritas Palestina di Tepi Barat. Otoritas yang selama ini kerap menjalankan agenda Israel. Bagi HAMAS, bangsa Palestina tidak memerlukan perlindungan internasional yang sekadar basa-basi diplomasi belaka. Bangsa Palestina mampu melawan Israel dengan senjata yang langsung menebas musuh. Padahal Abbas (PLO-FATAH) terang-terangan melakukan MoU keamanan dengan pihak Israel.

Pesan kedua; HAMAS mengintimidasi Netanyahu, sang PM haus darah. Bahwa HAMAS hanya menjadikan anggota militer sebagai target, bukan anak-anak kecil tak berdosa. HAMAS sangat mampu membunuhi anak-anak, jika mau. Namun keluhuran Islam yang menjadi panduan gerakan HAMAS, melarang hal itu.

Serangan HAMAS di Nablus sukses meraih dua misi sekaligus. Misi militer, yaitu membunuh tentara Israel yang haus darah. Misi kedua, HAMAS sukses merealisasikan karakter, akhlak terpuji, dengan tidak menjadikan anak-anak Israel sebagai target.

Pertanyaan selanjutnya, apakah Abbas lebih memilih menangkapi anasir-anasir perjuangan HAMAS dan melaporkannya kepada Israel? Nampaknya Abbas tidak memilih jalan juang Arafat, yang menggunakan jalur diplomasi di tangan kanan dan pola militer di tangan kiri.

Pantas saja, DR. Mahmoud Zahhar menegaskan, “HAMAS siap memberi pelajaran kepada siapa pun yang mengotori Al-Aqsha. Bahkan HAMAS siap mengobarkan intifadhah ke-3. Semua potensi berlimpah.” Allahu Akbar! (nandang/dakwatuna)

Konten ini telah dimodifikasi pada 08/10/15 | 06:27 06:27

Alumni Universitas Al-Azhar, Kairo-Mesir.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...