Indonesia dan Malaysia Berupaya Persatukan Pengungsi Rohingya dengan Keluarganya

Asmahatu dan putranya menempati penampungan sementara di Bayeun, Aceh Timur (bbc.co.uk)

dakwatuna.com – Malaysia. Sekitar 60 kepala keluarga pengungsi Rohingya asal Myanmar, yang baru-baru ini mendarat di Aceh, dijadwalkan akan dipertemukan dengan anggota keluarga mereka yang mendarat di Malaysia. Hal itu disampaikan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sebagaimana diberitakan BBC Indonesia (29/5/2015).

Mereka saat ini ditampung di sejumlah lokasi di Aceh, antara lain Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Aceh Utara. Jumlah mereka tercatat lebih dari 1.000 jiwa.

Pengungsi etnik Rohingya dari Myanmar itu diselamatkan oleh nelayan-nelayan di Aceh bersama 720 pendatang Bangladesh awal bulan ini. Pada waktu hampir bersamaan, sebanyak 1.107 orang, pengungsi Rohingya dan migran Bangladesh, mendarat di Pulau Langkawi, Malaysia.

“Cukup banyak pengungsi yang suaminya di Malaysia, istrinya di Aceh. Maka pendekatannya adalah reunifikasi, dipertemukan kembali,” kata Khofifah.

Di Malaysia para pengungsi Rohingya, yang mendarat di Pulau Langkawi, sekarang ditempatkan di Pusat Detensi Imigrasi Belantik, Negara Bagian Kedah. Tidak seperti pengungsi di Aceh, akses ke pengungsi di pusat detensi Malaysia tersebut dibatasi, termasuk bagi badan-badan amal dan media.

Berdasarkan verfikasi, kata Mensos Khofifah, ternyata banyak pengungsi dari satu keluarga menumpang perahu berbeda. Perahu yang dinaiki suami mendarat di Malaysia, sementara perahu yang dinaiki istri mendarat di Aceh.

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...