Hidup itu Gampang

dakwatuna.com – Hidup ini gampang. Itulah persepsi yang harus kita tanamkan di dalam otak dan hati kita. Anggapan hidup ini gampang bukan berarti kita menggampangkan hidup, lalu tak melakukan apa-apa.

Justru, karena ketika kita menganggap hidup itu gampang, kita harus melakukan semua apa yang kita mau dan segala sesuatu yang telah direncanakan. Kenapa? Karena semuanya gampang kalau dikerjakan.

Memang kegampangan itu tak hanya turun dari langit. Tentu dengan kebiasaan-kebiasaan yang kita ciptakan.

Dari hal yang bentuknya sepele, ”bangun pagi-pagi”. Bagi sebagian orang hal ini sangat susah. Tapi bagi sebagian orang lagi, hal ini bukanlah sesuatu hal yang berat untuk dilakukan. Alasannya kenapa? Karena telah terbiasa.

Jikalau bangun pagi saja kita tidak bisa, lalu bagaimana jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang lebih membutuhkan tenaga lebih dari sekadar bangun pagi?

Ya, semuanya kembali kepada kita. Kita hari ini adalah sosok yang terbentuk karena perilaku masa lalu. Begitu pun juga hari esok. Siapa kita di hari yang akan mendatang ditentukan oleh sikap kita hari ini.

Jika kita berani melawan ketakutan-ketakutan yang ada dalam hidup, tentu di masa yang akan datang, kita akan jadi si pemberani yang dipandang orang. Jika kita terlalu khawatir akan apa yang akan terjadi esok, hingga kita takut melangkah, lalu apa jadinya masa depan kita?

Berdiam diri bukan solusi. Saya pun teringat akan kalimat yang diucapkan oleh almarhum Bob Sadino, “Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar itu banyak mikir, akibatnya tidak pernah melangkah.”

Bukankah ini suatu sindiran untuk kita? Di sini mungkin orang yang dianggap bodoh itu tetap melakukan apa yang mereka mau karena mereka tidak tahu akan resiko yang akan mereka alami jika hal itu mereka kerjakan. Tapi mereka dengan segenap tenaga tetap mencurahkan segala usaha terbaik dalam mencapai apa yang mereka inginkan.

Sedangkan orang pintar, karena terlalu banyak resiko yang mereka pikir akan ditemui ketika akan melakukan hal itu, akhirnya tidak jadi mengerjakan karena adanya peluang gagal. Dan akhirnya, mereka tak jadi melangkah dan tidak melakukan apa-apa. Dan sudah pasti tak menghasilkan apa-apa.

Jikalau begitu, apakah tidak sebaiknya kita berpura-pura bodoh saja? Ketika kita melihat peluang lalu kita berpura-pura tidak tahu akan resiko yang akan kita hadapi di depan nantinya. Namun tak boleh lupa pula kita melakukan hal itu dengan segenap tenaga dan kemampuan kita.

Di dalam surat Ar-ra’du ayat 11 pun Allah telah berfirman, yang artinya ” Sesungguhnya Allah takkan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu yang mengubah apa-apa yang ada pada diri mereka.”

Bukankah sudah begitu jelas Allah mengatakan hal itu kepada kita? Jika kita mau menjadi apa-apa nantinya, maka kita lah yang berusaha untuk mengubahnya dengan suatu usaha di hari ini.

Jadi alangkah sebaiknya agar usaha itu terlaksana, maka kita harus menyederhanakan pikiran kita bahwa apapun dapat dan gampang diraih jikalau kita mau melakukannya. Ya, kita harus menyederhanakan pikiran kita bahwa semuanya akan terjadi jika kita mau melangkah dan mencobanya. Dan kita harus yakin Allah akan memudahkan setiap langkah kita dalam meraihnya. Insya Allah.

Pengamat pendidikan dan Guru Muda SGI V Dompet Dhuafa (http://www.sekolahguruindonesia.net/). Saat ini penulis ditempatkan di Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...