Tentang Hujan

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com

Kau tahu mengapa aku menyukaimu?
Karena kau selalu mendengar ceritaku yang entah kapan akan berakhir
Tak pernah lelah mendengar keluh kesahku

Kau tahu mengapa aku menyukaimu?
Karena kau mampu menyejukkan hatiku yang gelisah
Kau bagaikan oase di tengah gurun yang gersang
Sejenak kau memberi jeda pada hidup yang melelahkan

Ini bukan tentang lelaki
Pun harta duniawi

Ini tentang hujan
Yang rinainya membasahi jiwa
Yang derasnya menghanyutkan luka nestapa
Yang di dalamnya aku menggoreskan sajak tentang masa depan

Hujan
Jangan sekali-kali kau menghujatnya
Sebagai bagian yang tak bersahabat dari alam
Sebagai penyebab dari petaka dan kesialan
Sekali-kali tidak!
Justru ia adalah rahmat yang tercurah dari langit-Nya
Yang membawa air sebagai sumber kehidupan

Saudaraku, mari tengadahkan tangan
Berdoa untuk kehadiran pelangi nan rupawan
Semoga setelah hujan
Akan datang hari esok yang cerah
Rahmat menaungi negeri kita
Bukankah saat hujan, doamu akan diijabah oleh-Nya?
Maka pintalah pada-Nya

Depok, 1 Februari 2015
Saat deras menyisakan gerimis

Penulis berasal dari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. Saat ini penulis tengah menempuh studinya di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Puisi merupakan medianya untuk menyampaikan pemikiran dan kerinduan kepada kampung halamannya.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...