Erdogan Nilai Negara Pemegang Veto Menjadi Masalah di PBB

Presiden Erdogan menyampaikan sambutannya di PBB (Rassd)

dakwatuna.com – Ankara. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengeluarkan kritik pedas kepada PBB terkait krisis politik dan kemanusiaan di Suriah. Lambatnya penanganan krisis Suriah karena banyak negara yang tidak mau kehilangan kekuasaannya.

Diberitakan Anadolu, Senin (2/2/2015) kemarin, Erdogan mengatakan, “Di dewan keamanan PBB, ada 5 anggota permanen, dan 10 anggota bergilir yang tidak memiliki wewenang berarti. Oleh karena itu, harus ada reformasi dan perubahan. Tapi ada negara-negara yang tidak mau itu terjadi. Mereka takut kehilangan kekuasaan.”

Erdogan juga menuduh Rusia dan China sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas berlarutnya krisis di Suriah. “Ada 350 ribu orang yang mati, 7 juta orang yang harus meninggalkan tempat tinggalnya. Walaupun demikian, ada dua negara yaitu Rusia dan China yang menghalangi diadakannya solusi. Mereka hanya omong kosong saat berbicara tentang Suriah.”

Dewan keamanan, menurut Erdogan, tidak berlaku adil dalam krisis Suriah, “Di manakah keadilan itu? Sudah ada 350 ribu orang yang menjadi korban meninggal, tapi dewan keamanan tidak mau intervensi sama sekali.” (msa/dakwatuna)

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...