Rakyat di Kota Ini Tidak Bersalaman dan Makan Daging

Penanganan yang hati-hati kepada terjangkit virus Ebola (independent.co.uk)

dakwatuna.com – Brazzaville. “Kami hanya makan ikan segar atau ikan asin,” itulah yang dikatakan Bibish, salah seorang ibu rumah tangga dan ibu ibu lainnya di kota Lukolela, Republik Demokratik Kongo. Kehidupan mereka berubah total dalam beberapa pekan terakhir.

Seperti dilansir Memo Islam, Senin (20/10/2014) kemarin, sambil duduk di tanah dan menggoreng beberapa ekor ikan, Bibish mengatakan ada larangan memakan daging, terutama daging hewan dari hutan, karena virus Ebola berasal dari hewan.

Vivian, salah seorang warga kota itu, mengatakan, “Kami dilarang memakan daging binatang. Repotnya, kami juga kesulitan makan ikan karena tidak ada sungai dekat tempat tinggal kami. Dulu, saat kami bisa memburu binatang hutan, sebagian daging kami makan, dan sebagian lainnya kami jual untuk biaya sekolah dan lain-lain. Saat ini semuanya menjadi sulit.”

Sejak bulan Juli lalu, Kongo dinyatakan terjangkiti wabah Ebola. Sudah ada 43 korban meninggal karena virus mematikan ini. Kota Lukolela menjadi tempat paling banyak meninggalnya korban. Karena banyak orang yang terjangkiti dievakuasi ke kota ini.

Selain larangan memakan daging, warga kota itu juga diperintahkan untuk meminimalisir kontak tangan seperti berjabat tangan. Hal itu karena virus Ebola bisa menyebar dengan kontak kulit dengan orang yang terjangkiti. (msa/dakwatuna)

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...