‘Pinjaman Cina Jebak Afrika dalam Kubangan Utang’

Ilustrasi. (Anadolu)
dakwatuna.com – Johannesburg. Sejumlah analis terkemuka Afrika mengatakan Cina berupaya menjebak negara-negara Afrika ke dalam jurang utang. Hal itu dilakukan dengan menawarkan pinjaman besar yang mungkin tidak dapat mereka bayar.

“Pada akhirnya, Cina akan meminta negara-negara gagal ini dengan bentuk pembayaran yang berbeda seperti (pengelolaan) pelabuhan maupun tanah,” kata Profesor Andre Duvenhage dari Universitas Northwest kepada kantor berita Anadolu.

Menurutnya, lambat laun Cina akan mulai mempengaruhi keputusan politik dan ekonomi negara-negara Afrika tersebut.

Namun, Cina membantah adanya ikatan politik dalam memberikan pinjaman kepada negara-negara di benua itu.

Dalam Forum Kerjasama Cina-Afrika (FOCAC) bulan lalu, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan, “Cina tidak ikut campur dalam urusan internal Afrika dan tidak akan memaksakan kehendaknya sendiri di Afrika.”

Selama pertemuan itu, Xi menawarkan Afrika $ 60 miliar dalam pembiayaan pembangunan baru, di samping tambahan $ 60 miliar yang telah ditawarkan Beijing untuk benua itu pada tahun 2015.

“Cina tidak datang ke Afrika untuk mengembangkannya. Afrika telah salah dalam berpikir bahwa negara-negara lain datang ke sini untuk menguntungkan mereka,” kata Profesor Shadrack Gutto dari Universitas Afrika Selatan.

Ia percaya, Cina memiliki strategi sendiri dan khusus dalam berurusan dengan Afrika. Dengan begitu, imbuhnya, negara-negara di Afrika harus hati-hati saat menandatangani kesepakatan.

“Kami harus bekerja pada kepentingan kami sendiri untuk melihat bagaimana kami mendapatkan manfaat,” katanya.

Minggu ini, Sierra Leone membatalkan proyek senilai $ 400 juta yang didanai Cina untuk membangun bandara di negara Afrika Barat.

Media lokal mengutip menteri penerbangan negara itu, Kabineh Kallon, mengatakan bahwa Presiden Julius Maada Bio saat ini tidak melihat perlunya bandara baru.

Sebelumnya, kesepakatan itu dicapai semasa pemerintahan mantan Presiden Ernest Bai Koroma. Namun ia kalah dalam pemilihan awal tahun ini.

Perjanjian pinjaman dengan China telah dicapai oleh mantan Presiden Ernest Bai Koroma sebelum kalah pemilu awal tahun ini.

“Aku melihat Sierra Leone menetapkan preseden bagi negara-negara Afrika lainnya untuk mengikuti dan membuka mata mereka,” kata Profesor Duvenhage.

Menurut laporan media, Cina telah menjadi pemodal bilateral terbesar proyek pembangunan infrastruktur di benua itu. (whc/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...