Aksa Mahmud: Dai Harus Berani Berutang

Mukernas Ke-VIII Wahdah Islamiah di Sulawesi selatan, Ahad 5/1/14 (Foto: trbunnews.com)

dakwatuna.com – Makassar.  Pengusaha asal Sulawesi Selatan, Aksa Mahmud, mengimbau para dai untuk berani berutang. Cara ini menurutnya efektif membuat da’i lebih maksimal mendapatkan penghasilan. Dengan berutang, dai dituntut untuk mampu membayar utang.

“Ini sudah saya terapkan di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng,” jelas Aksa, saat menghadiri Mukernas Wahdah Islamiyah, di Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (5/1). Para imam masjid itu dikenal sebagai penghafal al – Quran. Aksa menyebut mereka digaji per orang setiap bulannya Rp 12 juta.

Mereka kemudian diminta oleh Aksa untuk kredit mobil. Aksa menilai da’i yang memiliki mobil akan lebih meningkatkan mobilitasnya. Dia akan semakin banyak mengisi kursus private mengaji, agama Islam, dan Bahasa Arab. Selain itu juga akan mengisi ceramah dari satu tempat ke tempat lain.

Lagi pula, jelasnya, akan berbeda penghasilan antara naik motor dengan mobil. “Tentu lebih mahal naik mobil. Misalkan semula ongkos private satu orang Rp 500 ribu meningkat jadi Rp 1 juta,” jelasnya. Dengan mengajar private tiga orang saja. Dalam satu bulan, akan mampu membayar cicilan.

“Dai juga bisa seperti itu,” papar Aksa. Menurutnya tidak usah takut berutang. Tentunya, jelas Aksa, harus mampu membayarnya. Caranya adalah dengan bekerja lebih giat. Dai menurutnya memiliki peluang rezki yang berlimpah, karena dekat dengan Maha Pemberi Rezki, yaitu Allah. Hanya dengan membaca doa dan shalawat, seorang dai bisa mendapatkan tanah wakaf. Bisa juga mendapatkan sedekah dalam jumlah besar. (rol/sbb/dakwatuna)

 

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...