Mimpi dan Subuhmu

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com

Malam yang biasa
Namun mengapa kau bangun dengan perasaan gundah

Bagaimanapun

Engkau bukanlah seorang Ibrahim yang Hanif
Yang dalam mimpinya
Ia melihat dirinya akan menyembelih anak kesayangannya
Lalu di kemudian hari
Mimpi itu ia utarakan, yakini lalu dilaksanakan sebagai sebuah ketaatan seorang hamba pada Rabbnya
Ismail ternyata tetap di sampingmu dan kisahmu itu menjadi sebuah teladan yang indah

Engkau bukan pula seorang Yusuf yang Tegar
Yang dalam mimpinya
11 bintang bulan dan matahari tunduk sujud dihadapannya
Lalu di kemudian hari
Analogi indah dalam bentuk mimpi itu mewujud
Ayah, Ibu serta 11 Saudaranya tunduk hormat kepadanya

Engkau hanya makhluk dhaif lagi hina penuh lumpur dosa
Mimpimu tadi malam tak lebih dari mimpi-mimpi tak berarti
Sebuah citra visual yang terlahir dari pikir dan rasamu yang seringkali tak terjaga

Namun sosok yang engkau lihat dalam mimpimu malam tadi
Seorang Imam masjid-mu yang sudah bertahun-tahun tiada
Sosoknya mengingatkanmu pada lembut suara shalawat subuhnya
Pada ikhlas dan merdunya lantunan Quran saat ia mengimamimu

Mengimamimu di hari engkau memutuskan untuk mengambil wudhu lalu berjalan menyusuri gulitanya subuh
Mengimamimu dan mengimami orang-orang yang tergerak hatinya untuk hadir ruku’ dan sujud bersama pada Rabbnya

Hari itu indah dan karena mimpimu malam tadi
Engkau menyadari bahwa kau merindukan hari itu
Engkau tahu pagi ini kau kehilangan waktu untuk kembali merasakan momen itu
Ruku’ dan sujudmu kali ini sendiri

Ya Rabb, ampuni dan beri kekuatan
Beri kekuatan untuk kembali bersama orang-orang yang ruku’ dan sujud pada-Mu
Ruku’ dan Sujud bersama di waktu yang tepat untuk berdoa memohon terbukanya pintu rahmat-Mu, pertolongan-Mu, keberkahan-Mu, dan hidayah dari Mu.

Seorang Plegmatis yang juga introvert. Menekuni dunia web design sejak hampir dua tahun lalu dan mulai suka menuangkan hasil olah pikir dan olah rasa kedalam sebuah tulisan.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...