Orang Seperti Hafshah, Pantaskah Menjadi Tahanan Politik?

Hafshah binti Ahmad, salah seorang pelajar yang menjadi tahanan politik

dakwatuna.com – Kairo. Aksi penangkapan aktifis perlawanan kudeta terus berjalan. Tidak hanya kalangan elit politik dan gerakan saja yang menjadi sasarannya. Namun kaum remaja dan pelajar pun turut merasakan dinginnya sel tahanan. Lumrah kalau berbagai pihak menaksir jumlah tahanan mencapai 10 ribu orang saat ini.

Dalam melancarkan aksinya, militer kudeta tidak segan-segan menangkap seseorang tanpa kejelasan tuduhan. Misalnya seorang pelajar bernama Hafshah binti Ahmad, usianya baru 17 tahun. Tinggal di Nasr City, Kairo. Dia baru duduk di kelas 3 SMU.

Hafshah hanyalah pelajar yang tidak setuju dengan kudeta, sehingga turut berdemonstrasi menuntut kembalinya Presiden Mursi. Namun dia ditangkap saat berdemonstrasi di Bundaran Ramses 16 Agustus yang lalu, dua hari setelah pembantaian besar-besaran di Rab’ah.

Tuduhan yang dikenakan kepadanya sangatlah mengada-ada. Total jenderal ada 16 tuduhan. Yang paling berbahaya adalah tuduhan kepemilikan senjata berat RPG (senjata anti tank). Mungkinkah anak sekecil ini memiliki senjata seberbahaya seperti itu? (msa/dkw/ansarportsaid)

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...