Bagaimana Kalau Kita Berkarya

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com

Termenung aku di ujung malam tanpa kata

Terpikir akan aku dan negeriku

Aku cinta bangsaku

Bangga akan benderaku

Tapi…

Apa yang sudah aku perbuat, apa yang sudah aku berikan

Dan kembali aku hanyut dalam lamunan

 

Tersurat dalam realita

Pemuda seusiaku sudah mahir berkarya mereka mampu

Terbangkan sang garuda

Tancapkan cakar seantero dunia

Namun sebaliknya…

Kita hanya bisa mengupas kulit bangsa, merobek-robek

Baju peradaban negara

Lihatlah parang-parang kita usungkan

Sunyata perang kita teriakkan dengan

Nafsu-nafsu busuk tak terkendali

Apakah kita bangsa pemarah

Apakah kita orang-orang tak bermarwah

 

Kini aku sadar, aku hanya bergelut dengan waktu

Tanpa menghasilkan apa-apa.

Aku malu, sungguh aku malu

Malu dengan mereka yang harumkan nama bangsa

Jelas aku cemburu

Cemburu dengan mereka yang berprestasi

 

Sudahlah, lupakan saja masa kelam kita dahulu dan kini

Sambutlah mentari pagi ini dengan jiwa baharu

Kita pasti bisa, bisa harumkan nama bangsa

Dengan tiga dimensi kata

Dimensi ilmu, hati dan budi

 

Wahai sang pejuang

Berkaryalah untuk bangsa,

Republik Indonesia.

 

Rumah Pena Malaysia, 8/4/2013

Konten ini telah dimodifikasi pada 22/05/13 | 10:18 10:18

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...