Kaderisasi Pemuda: Investasi Tegaknya Agama

Ilustrasi – Muhammad Al-Fatih dan pasukannya. (Turkpress)

dakwatuna.com – Kaderisasi pemuda merupakan investasi terbesar dalam mencapai suatu tujuan. Apa pun bisa terjadi jika suatu hal berada di genggaman pemuda. Perubahan adalah hal yang pasti terjadi jika pemuda memainkan peran. Hal-hal kecil sampai pergerakan besar bukanlah sesuatu yang utopis.

Siapa yang tidak kenal dengan seorang Muhammad Al Fatih? Raja ketujuh dari Daulah Utsmaniyah yang berhasil membuktikan janji Rasulullah SAW dalam sabdanya. Rasulullah mengatakan bahwa suatu saat akan ada pemimpin terbaik bersama pasukan terbaik yang berhasil menaklukkan Konstantinopel.

“Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan, dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin pasukan (yang menaklukkannya) itu dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu.”

Keyakinan yang besar akan kebenaran sabda baginda Nabi SAW membuat Sultan Murad II, ayah Muhammad Al Fatih turut berikhtiar untuk membuktikan bahwa sabda Rasulullah SAW itu benar. Satu kata kunci kesuksesan dari seorang Muhammad Al Fatih, yaitu kaderisasi. Bagaimana ayah seorang Muhammad Al Fatih menggembleng anaknya sejak dalam kandungan. Saat Muhammad Al Fatih masih kecil ayahnya telah mengirimkannya kepada ulama-ulama besar dengan sanad langsung Kepada Rasulullah guna mendidik Muhammad Al Fatih kecil dalam berbagai bidang ilmu.

Seorang Muhammad Al Fatih kecil sudah mampu menyelesaikan hafalan Al Quran, menguasai ilmu fiqih, ilmu falaq dan lain sebagainya. Tidak hanya menguasai ilmu agama, Muhammad Al Fatih juga menguasai ilmu modern seperti, matematika, astronomi, fisika, kemiliteran, sejarah, dan ilmu-ilmu lainnya. Saat umur 21 tahun ia menguasai enam bahasa berbeda di antaranya tiga bahasa besar Islam, yaitu Arab, Persia, dan Turki. Muhammad Al Fatih telah diangkat menjadi sultan saat usianya baru menginjak 12 tahun.

Takluknya Konstantinopel tahun 1453 M menjadi fakta terbesar yang mencengangkan dunia sekaligus menjadi bukti nyata akan kebenaran sabda Rasulullah SAW. Lebih dari itu, kekaisaran sebesar Byzantium ditaklukkan oleh panglima perang muda yang baru berusia 21 tahun dengan 4 juta pasukan yang tidak takut mati. Kaderisasi yang baik pada seorang Muhammad Al Fatih kemudian menghadirkan jutaan kader pasukan yang semuanya bahkan tidak pernah meninggalkan shalat malam.

Kaderisasi Muhammad Al Fatih sebagai gambaran yang sangat jelas akan peran penting tarbiyah dalam kehidupan. Tarbiyah dapat dijadikan sebagai alat terbaik untuk menerbitkan kader-kadar dakwah. Dimulai dari jenjang prasekolah, sekolah, hingga dunia kampus. Tarbiyah dengan kurikulum yang terstruktur sangat diperlukan untuk dapat menjangkau berbagai kalangan dari berbagai jenjang.

Tarbiyah mampu menciptakan kader-kader terbaik generasi muda. Sebuah investasi yang tidak akan lekang oleh waktu. Investasi sejak dini yang akan menghasilkan kesuksesan dan kehebatan masa kini dan yang akan datang. Investasi yang akan melahirkan pemuda-pemuda muslim yang mantap akidahnya dan tajam pemikirannya.

Hari ini pergerakan dakwah membutuhkan kader-kader terbaik dari para pemuda. Kader terbaik yang kemudian akan menempa dan mendidik kader-kader berikutnya. Siklus yang tidak pernah berhenti sehingga agama ini tetap tegak selamanya. Jangan pernah remehkan pemuda. Pemudalah yang mampu mengubah dunia.

شُبَّانُ الْيَوْمِ رِجَالُ الْغَدِ

Syubbaanul yauum rijaalul ghad.

“Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan”. (dakwatuna/hdn)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...