Topic
Home / halaman 3

Topic Archives: Syiah

Kita Tidak Memerangi Syiah

Sunni sama sekali tidak sedang memerangi Syiah melainkan memerangi Syiah penjajah. Sunni memerangi Syiah bukan karena agama yang mereka anut tapi karena mereka hari melakukan pengrusakan dan kekacauan di tubuh muslim Indonesia. Mereka diperangi bukan karena identitas pemikiran atau agama mereka melainkan perbuatan yang mereka lakukan. Bukankah sudah sejak dulu sunni-Syiah Indonesia hidup berdampingan dengan damai? Tapi Syiah yang sekarang (sudah banyak dimasuki Syiah iran) mulai membuat kekacauan. Melalui pendidikan, sosial maupun politik mereka mulai menyebarkan ajarannya dan membuat sunni beralih berpaham syiah. Konflik-konflik pun terjadi di Indonesia.

Baca selengkapnya »

Mampukah Sunni dan Syiah Berdamai?

Sekiranya kedua golongan Ahli Sunnah dan Syiah saling bersikap ta’ashub (fanatik), maka akan menghasilkan konflik dalaman. Setiap golongan merasa benar. Akhirnya bukan menambahkan perbaikan malah mengeruhkan perbedaan, sehingga terlupa agenda peningkatan status sosial umat. Sepatutnya, setiap aliran menghentikan perbincangan yang menjurus kepada pengkafiran karena dikhawatirkan timbul konflik dalam agama.

Baca selengkapnya »

Konsepsi Pendukung dalam Syiah; Dari Klasik hingga Kontemporer (Bagian ke-1)

Tren kontemporer dibuat benar-benar kerepotan menjawab usaha Taqi Nuri at-Thabarsi yang telah mengumpulkan riwayat-riawayat tahrīf yang berserakan yang berjumlah lebih dari 2000 riwayat. Riwayat-riwayat ini –menurut Muhibbudin al-Khotib- semestinya hanya boleh bergulir di kalangan elit intelektual Syiah saja, namun pada saat wacana ini diangkat oleh Nuri Thabarsi dalam sebuah buku, cukup menggemparkan umat Islam sehingga Syiah menjadi sasaran pentakfiran dari umat Islam dari berbagai kelompok di penjuru dunia.

Baca selengkapnya »

Pengertian Syiah (Bagian ke-3): Kesimpulan, Analisa, dan Komentar

Jika apa yang dimaksudkan dengan Syiah adalah mereka yang memiliki kecenderungan, dukungan, atau anggapan bahwa Imam Ali dan Ahli Bait lebih utama dalam memegang tampuk kepemimpinan pasca-Nabi Saw, seperti yang diungkap oleh Imam Asy'ari, Ibnu Hazm, Ibnu Khaldun, dari kalangan Ahli Sunnah, maupun Al-Qummi, an-Naubakhti serta Mufid, dari kalangan Syiah, maka kita dapat jumpai sejumlah Sahabat yang tidak terorganisir seperti Salman al-Farisi, al-Miqdad, Abu Dzar al-Ghifari, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin al-Awwam dan lain-lain, termasuk di dalamnya beberapa anggota dari Bani Hasyim yang memiliki kecenderungan, angan-angan dan pandangan bahwa Imam Ali adalah Sahabat yang paling layak untuk menjadi khalifah pasca-wafatnya Nabi Saw.

Baca selengkapnya »

Pengertian Syiah (Bagian ke-2): Definisi Syiah Secara Epistemologi (Istilah)

Secara redaksi para ulama' Syiah juga tidak satu kata dalam mendefinisikan Syiah; sebagian berpendapat bahwa Syiah adalah pengikut Ahlu al-Bait, sebagian berpendapat bahwa Syiah adalah kelompok Ali bin Abi Thalib, yang mendukungnya serta mengangkatnya menjadi pemimpin, sebagian mengatakan bahwa Syiah adalah kelompok yang berkeyakinan bahwa Imam Ali bin Abi Thalib adalah pemimpin pasca-meninggalnya Nabi tanpa jeda waktu, serta membelanya dengan penuh loyalitas, sebagian menambahkan kategori lain yaitu adanya naskah tertulis dan wasiat dari Nabi.

Baca selengkapnya »

Pengertian Syiah (Bagian ke-1): Definisi Syiah Secara Etimologi (Bahasa)

Ibnu Atsir berpendapat bahwa Syiah bermakna firqatun min an-nās (sekelompok manusia). Bisa dipakai untuk lafal mufrad (singular/tunggal), mutsannā (dua pelaku) dan jama' (plural/banyak). Dapat dipakai untuk lafal Mudzakkar (masculine) maupun muannats (feminine). Namun lafal ini kemudian populer sebagai sebutan bagi mereka yang mendukung Imam Ali dan keluarganya sebagai pemimpin, sehingga menjadi nama yang sangat khas bagi kelompok ini.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization