Topic
Home / halaman 4

Topic Archives: Perjodohan

Jembatan Jodoh

“Ada apa lagi? Jembatan jodoh lagi? Bukankah kau sudah membuktikannya?” Aku menyindirnya. Namun Johan tak merasa tersinggung. Ia malah tersenyum menatapku dan mengangguk mantap. “Kau masih percaya dengan jembatan jodoh? Jo, sudahlah. Apa kau tak ingat di jembatan itu juga kau dikecewakan. Sebanyak apapun kau tuliskan namamu di jembatan itu kalau Allah belum berkehendak tidak akan ada artinya.”

Baca selengkapnya »

Siapa Bilang Jomblo Menyedihkan?

Jadi yang jomblo jangan sedih, dengan kesendirian kalian bisa menambah ilmu pengetahuan, bisa mengikuti komunitas sesuai dengan minat, bisa mengalokasikan waktu untuk menulis, membaca tanpa ada gangguan, bisa memperbaiki diri maupun jauh dari kemaksiatan, bisa gunakan uang kalian untuk membeli buku maupun sedekah, bisa beribadah dengan enjoy dan dijauhi dari kegalauan. Nah enak kan jadi jomblo. Toh jomblo bukan tidak laku, hanya saja kita paham bahwa hal tersebut mubazir waktu dan menyia-nyiakan masa depan.

Baca selengkapnya »

Jodoh

Hari ini, seminggu berselang setelah lamaran Mas Ardi itu. Aku pun merasa menjadi orang paling beruntung sedunia. Aku dan Mbak Ina duduk dalam satu resepsi pernikahan sederhana. Ustadz Rahman melamarku, sehari setelah lamaran Mas Ardi kepada Mbak Ina. Rupanya dulu Mbak Ina sengaja menolak Mas Rahman karena tahu aku memendam rasa padanya. Hari ini, aku melihat senyum terindah dari wajah Ibu. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang pantas kamu dustakan?

Baca selengkapnya »

Sampai Akhir Penantian

Ilustrasi. (sebeningembun-azzahra.blogspot.com)

Rey melihat kepergian mereka. Jilbab biru Airin melambai-lambai padanya. Sementara Airin juga merasakan hal yang sama. Masih banyak rasanya yang ingin disampaikannya pada Rei. Tapi...,sudahlah. Airin juga tidak ingin merusak segala sesuatunya. Rey pasti sudah bahagia dengan pasangannya. Airin teringat bagaimana ayahnya ketika itu akhirnya menyerahkan semuanya kepada Airin. Tapi semua itu sudah terlambat. Rey sudah pergi tak tahu entah kemana.

Baca selengkapnya »

Cinta, Bersabarlah…

Ya Allah | Dalam diamku | Ijinkan aku untuk menunggu | Biarkan aku menanti | Hingga tiba masa untuk jalani | Jaga hatiku agar sanggup bertahan dalam penantian ini | Dan kuatkan, jika memang engkau takdirkan untuk tak bersama. Pertemukan kami dalam jannah-Mu ya Allah ....

Baca selengkapnya »

Jodoh Itu Mudah

Sulit itu bukanlah menanti jodoh yang tak kunjung datang, tapi diri sendirilah yang sering menyulitkan dengan menuntut kriteria ideal untuk calon pasangannya apalagi jika bicara kemapanan seorang pria, sampai saat ini belum ada tolak ukur yang jelas untuk kata mapan, beda tipis memang antara matrealistis dengan realistis, kebanyakan para wanita di zaman sekarang kurang cermat membedakan arti keduanya.

Baca selengkapnya »

Jika Jodohmu, Bukan Cerminan Dirimu

Mungkin jodohmu bukanlah cerminan dirimu. Jangan bersedih kawan. Seseorang pernah mengatakan “jika kamu tidak mendapatkan yang terbaik, mungkin Allah memberikan kesempatan kepadamu untuk berbuat baik”. Sederhana, namun penuh makna. Belum tentu seseorang yang kita anggap baik, adalah yang terbaik untuk kita. Allah lebih mengetahui dari apa yang kita ketahui.

Baca selengkapnya »

Apakah Ini Cinta?

Seolah langit runtuh mengenai tubuhku, bahkan hatiku seperti remuk dan hancur berkeping setelah menerima kabar bahwa ia menolak lamaranku. Menolak aku sebagai suaminya, menolak aku sebagai pujangga hatinya. Sesakit inikah ketika lamaranku ditolak oleh seorang yang sejak dulu kujaga hati ini hanya untuknya.

Baca selengkapnya »

Lima Prinsip Ta’aruf Pranikah Islami

Ta’aruf masa begitu? Kurang lebih seperti itu ungkapan sebagian rekan yang menyayangkan proses ta’aruf rekannya yang dinilai kurang Islami. Bisa jadi karena rekan tersebut belum tahu ta’aruf yang Islami itu bagaimana, atau mungkin saja sudah tahu tetapi belum bisa menjalaninya dengan baik dan benar sehingga terpeleset ke aktivitas ta’aruf yang tak Islami.

Baca selengkapnya »

Cermin untuk Jodoh

"Nduk, ikhtiar seseorang dalam mencari jodoh itu ya cuma dua. Doa dan memantaskan diri. Coba sekali lagi An-Nur ayat 26 nya dibaca. Yang baik itu untuk yang baik. Lha kamu, habis cerita bla bla bla lebihnya si Faris, tapi ibuk tanyain, gak ada satu jawaban pun yang kamu bilang iya, sudah. Semuanya belum. Bercermin kui penting anakku sing ayu dewe. Pesen ibuk yowislah, ikhlaskan Faris. Allah itu baik nduk. Dia ngasih kamu kesempatan lebih lama untuk memperbaiki diri, untuk lebih ikhtiar, biar kamu juga bisa dapat yang sama, bahkan mungkin lebih dari Salman Al Farisi. Ikhlas nduk, ikhlas..”

Baca selengkapnya »
Figure
Organization