Topic Archives: Krisis di Libya

Jenderal Khalifah Haftar memberikan ultimatum kepada para warga Qatar dan Turki untuk segera meninggalkan Libya dalam waktu 48 jam.

Sekelompok orang bersenjata menyerang gedung kantor fatwa Libya di Tripoli, Sabtu (7/6/2014) kemarin.

"Aku setuju jika Mesir melakukan serangan militer untuk mengamankan perbatasannya, walaupun serangan itu juga dilakukan di wilayah Libya. Yang penting kita bisa menghabisi kelompok yang membawa wabah ini (kelompok Islam)."

Sebelumnya kelompok revolusilah yang menggagalkan kudeta, namun sekarang rakyat sipil yang diperkirakan akan melawan kudeta Haftar.

Menurutnya, As-Sisi telah berjasa dalam membuka pintu perubahan di Timur Tengah.

Haftar juga menyatakan mendukung Abdul Fattah As-Sisi saat melakukan kudeta militer 30 Juli tahun lalu, karena itu, menurutnya adalah sebuah pembelaan terhadap kehendak rakyat Mesir.

Orang-orang itu telah menggunakan istilah-istilah karet untuk kepentingan-kepentingan mereka yang salah, seperti perang melawan teroris.

Haftar mengubah strateginya dengan menggunakan kekuatan senjata, memaksa rakyat menerima kudetanya.

Rakyat Libya semuanya bersenjata. Saat ini ada sekitar 25 juta pucuk senjata yang tersebar di mana-mana.

Pasukan khusus mengaku selalu memerangi terorisme sejak setahun setengah. Mereka menyerang pusat-pusat kelompok teroris dan radikalis.