Topic Archives: Krisis di Afrika Tengah

Program “Selamatkan Saudaramu di Afrika Tengah” berusaha untuk mengumpulkan dana sebesar USD 1.37 juta (16 Milyar Rupiah) untuk memenuhi kebutuhan 6 ribu keluarga saat ini.

Krisis kemanusiaan di Afrika Tengah telah memasuki tahun kedua. Pada tanggal 24 Maret tahun silam, Michel Djotodia diangkat menjadi presiden sementara.

Milisi Kristen Anti-Balaka Afrika Tengah mengubah masjid-masjid yang ditinggalkan warga Muslim menjadi tempat untuk minuman keras dan hiburan.

Banyak dari mereka yang berhasil sampai ke Kamerun berada dalam kondisi kelaparan. Mereka berjalan kaki tanpa makanan dan minuman selama 6-7 pekan.

Saat ini Turki masih menunggu kepastian dari Uni Eropa terkait masalah bergabungnya Turki ke dalam pasukan Uni Eropa yang akan dikirim ke Afrika Tengah.

Ketua tim investigasi PBB untuk kasus pembantaian Muslim di Afrika Tengah, Bernard Acho Muna, Senin (10/3/2014) kemarin, mengatakan bahwa timnya saat ini masih mempelajari pihak-pihak yang harus dibawa ke pengadilan.

Persatuan Ulama Muslim Se-Dunia (IUMS) menerima kunjungan seorang ulama Afrika Tengah, Muhammad Said Ismail, untuk menjelaskan kondisi sebenarnya yang dialami umat Islam Afrika Tengah.

Konflik di Afrika Tengah sudah berlangsung berbulan-bulan, namun tidak ada tanda-tanda akan segera berakhir. Warga Muslim di negeri bekas jajahan Perancis itu masih saja menjadi target pembantaian warga Kristen.

Seorang tokoh Islam di Afrika Tengah mengungkap konspirasi Perancis dalam pembantaian Muslim Afrika Tengah. Muhammad Said Ismail menyatakan hal tersebut dalam sebuah acara talkshaw di televisi Aljazeera, Rabu (5/3/2014) kemarin.

Saat diajak kerabatnya untuk turut mengungsi, Dido mengatakan, “Aku dilahirkan di sini. Aku lahirkan anak-anakku di sini. Aku adalah anggota dalam pemerintah kota, dan nasionalis. Kenapa aku harus mengungsi?”