Jika dirimu merasa ingin melakukan semua hal, lakukanlah satu-persatu dengan penuh kesungguhan. Jika telah selesai, barulah kiranya dikau melakukan pekerjaan yang lain lagi. Namun sama, satu-persatu tanpa adanya ketergesaan sedikitpun. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan ketergesaan, tentu hasilnya tak akan maksimal. Begitulah yang sering terjadi dan dialami oleh banyak orang. Jika hal ini terus dibiasakan, maka dengan izin-Nya akan dimudahkan setiap langkah kita untuk melaksanakan setiap agenda dan pekerjaan yang akan kita lakukan.
Baca selengkapnya »Roman HAMKA dengan Janda Cianjur, Cinta yang Putus di Tengah Jalan
Kepandaiannya bergaul, mengobrol, dan beribadah membuatnya dikenal banyak jamaah haji yang lainnya. Di sanalah ia berkenalan dengan jamaah haji dari Priyangan. Dengan orang-orang Sunda yang baik hati. Oleh mereka, ia dipanggil “Ajengan.” Pertemuannya dengan Kulsum diceritakan Malik dalam buku Kenang-kenangan Hidup Jilid Satu seperti ini.
Baca selengkapnya »Ayah… (Kisah Buya Hamka, Masa Muda, Dewasa, Menjadi Ulama, Sastrawan, Politisi, Kepala Rumah Tangga, Sampai Ajal Menjemputnya)
Seorang yang besar terlahir dari semangat juang yang besar pula. Dengan berlandaskan niat hanya untuk Allah. Berusaha sekuat mungkin untuk mencari ilmu meskipun banyak rintangan yang mengahadang, tetapi semangat untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain tetap terpatri dalam nikmatnya membaca buku. Ketika membaca telah sampai pada titik paham, aplikasi dari itu akan sangat membantu dalam menjalani hidup. Kata Hamka bahwa “Jangan jadi pendendam sebarat apapun cobaannya.” Ketika semua orang menyalahkan, tetaplah berpegang teguh pada Allah, karena Dia yang membenarkan melalui cara-caranya yang istimewa.
Baca selengkapnya »Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah), Guru Berjiwa Sastra dan Tegar Pendirian
Siapa yang tidak kenal dengan buya Hamka! Yah, nama familiar yang sudah melekat di hati rakyat Indonesia terutama masyarakat Minang Kabau. Nama lengkapnya adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Seorang tokoh nasional yang bersinar berasal dari ranah Minang tepatnya daerah Maninjau. Beliau di samping sebagai seorang ulama besar dan pernah menjadi ketua MUI pada era orde baru, dia juga dikenal sebagai seorang sastrawan, guru, aktivis Muhammadiyah dan seorang politikus tangguh. Perjalanan hidup buya (begitulah panggilannya) yang panjang memberikan banyak pelajaran dan ibrah bagi kita yang hidup saat ini dan generasi berikutnya.
Baca selengkapnya »Tidur Sejenak
Ketika ulama salaf terdahulu ingin mempelajari dan menghafal hadits, mereka harus jauh-jauh berjalan puluhan bahan ratusan kilometer dalam waktu berhari-hari. Melintasi gurun, padang oase, rerumputan, hingga danau yang menyegarkan. Tetapi rumitnya perjalanan tidak pernah menyurutkan semangat mereka.
Baca selengkapnya »MUI Akan Produksi Film Perjalanan Hidup dan Perjuangan Buya Hamka
Pembuatan film Buya Hamka bertujuan untuk memberikan motivasi kepada generasi muda umat Islam di Indonesia untuk mengenal tokoh-tokoh Islam seperti Buya Hamka.
Baca selengkapnya »Bedah Buku “Buya Hamka: Antara Kelurusan ‘Aqidah dan Pluralisme”
Sabtu (21/4/2012) Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) kembali menggelar diskusi Dwi-Sabtuan spesial. Dikatakan spesial karena diisi dengan agenda bedah buku Akmal Sjafril, ST. MPdI. berjudul “Buya Hamka: Antara Kelurusan ‘Aqidah dan Pluralisme”. Penulis yang akrab dipanggil Bang Akmal ini memang baru saja meluncurkan buku terbarunya tersebut pada tanggal 20 Maret 2012 lalu. Nama beliau sebelumnya dikenal sebagai penulis buku “Islam Liberal 101”, sebuah buku yang cukup dicari masyarakat pencinta ilmu. Hingga saat ini kabarnya buku tersebut sudah dicetak empat kali. Sehingga, ini menjadi hal yang menarik sekali jika kemudian beliau memutuskan membuat buku baru. Lalu, mengapa buku seputar Buya Hamka ini beliau tulis? Apa saja yang dibahas di dalamnya? Mari kita simak bersama uraian berikut.
Baca selengkapnya »