Topic Archives: Agresi Israel ke Gaza 2014

Militer Israel mengakui bahwa ternyata sistem pertahanan serangan roketnya, Iron Dome, hanya mampu menangkis sebagian kecil roket-roket yang ditembakkan pejuang Palestina dari Jalur Gaza.

"Imperium Utsmani bukanlah milikku, tapi milik umat Islam dan rakyat Turki. Tak mungkin aku berikan secuil wilayah di sana kepada kalian. Simpanlah sekarang uang-uang kalian, orang-orang Yahudi."

Wakil perdana menteri Turki, Bülent Arınç, mengecam Israel yang secara sengaja menghancurkan gedung kantor berita Turki (Anadolu Agency) di Gaza.

Salah seorang pemimpin Saraya Al-Quds (sayap militer Jihad Islami) syahid setelah serangan udara Israel menarget rumahnya di Jabaliya, utara Jalur Gaza pada Minggu kemarin (3/8/2014).

Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melalui sebuah potongan video mempublikasikan senapan sniper terbaru hasil buatannya pada Ahad kemarin (3/8/2014). Senjata yang diberi nama Gul tersebut (diambil dari nama seorang pemimpin Al-Qassam Adnan Al-Gul) adalah senapan dengan kaliber 14.5 mm dengan panjang mencapai 1,5 m yang mampu membidik musuh dari jarak 2 km.

Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, melalui potongan video mempublikasikan senapan sniper terbaru hasil buatannya pada Minggu kemarin (3/8/2014).

Kepala Biro Politik Hamas, Khalid Misya’al, menegaskan bahwa Hamas tidak akan menyetujui gencatan senjata yang membiarkan keberadaan tentara Israel masuk ke Jalur Gaza. Bertahannya perlawanan Palestina hingga kini merupakan kemenangan terhadap penjajah Israel.

Emir Qatar, Syaikh Tamim bin Hamad Ali Tsani, mengecam (2/8/2014) Sekjen PBB, Ban Ki Moon, disebabkan pernyataan persnya tentang kegagalan gencatan senjata 72 jam dan menuduh Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Panglima Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas, ini selalu selamat dari upaya pembunuhan atas dirinya. Sudah lebih dari tiga pekan Israel melakukan serangan udara, laut dan darat, namun belum juga berhasil membunuhnya.

Beberapa media Israel menyebutkan bahwa pemerintah kudeta Mesir yang dipimpin oleh As-Sisi memutuskan untuk menempatkan kembali dubes Mesir ke Tel Aviv setelah sebelumnya ditarik oleh Presiden Mursi pada akhir tahun 2012 lalu.