Topic
Home / Arsip Kata Kunci: sapa

Arsip Kata Kunci: sapa

‘Amolongo!’ Sapaku

Sudah menjadi tradisi penduduk lokal, jika melewati orang yang sedang duduk harus mengucapkan kata Amolongo (bentuk jamak dari Amole!). Sapaan tersebut sebagai bentuk penghargaan atau pun salam. Setelah mata terasa ngantuk, Ujang dan Tyo balik ke barak. Suasana barak memang lumayan luas. Ada dua tempat tidur susun dan empat loker kecil. Sementara di dekat meja ada pemanas ruangan. Meski memakai hiter, Ujang dan Tyo menggigil kedinginan. Baju dobel, kaos kaki dan kupluk adalah pakaian wajib setiap malam.

Baca selengkapnya »

Budayakan Sapa

Menyapa memang terasa berat sekali. Buktinya, masih banyak orang-orang di sekeliling kita yang masih cuek satu sama lain. Tapi yah perlu kita coba. Sebenarnya kita tahu tatkala bertemu dengan orang lain itu harus menyapa. Tapi ada rasa wegah atau malau untuk menyapa "jangan-jangan, tidak digubris" "jangan-jangan, tidak digugu" dan lain sebagainya. Itu sudah biasa. Yang perlu kita lakukan adalah mencoba. Apapun yang terjadi, itu urusan "bagaimana nanti".

Baca selengkapnya »

Terimalah

Terimalah Tanda CintaNya, Bukan dengan caci maki atau sumpah serapah, Telusuri semua yang diberi, Bukan sekedar, bermanfaat untuk hari ini, Tapi dapat dipastikan, Setiap pemberianNya adalah ketetapan Nyata, Pilihan terbaik dari yang Baik, Menusuk, Saat sakit menyapa tubuh, Membekas dan akan terus tersimpan, Saat ucapan menggores jiwa, Tetapi bukan ucapan.

Baca selengkapnya »

Jika Rasa Kehilangan Itu…

Jika rasa kehilangan itu mulai menyapa seolah hati menjadi kelabu, awan mendung menyelimuti hariku, membawa rasaku terbang bersama badai resah menghempaskan jiwa yang kalah, Jika rasa yakin itu telah salah arti, menyesakkan jiwa yang dirundung kegalauan, meninggalkan luka menyapu segala harap, yang tinggal hanyalah kekosongan penuh hampa, Jika semua dapat kembali ku putar ulang, ingin rasanya ku tahan.

Baca selengkapnya »

Ketika Nestapa Menyapa Jiwa

aku terus menapaki jejak-jejak-Mu, meski langkah ini tertatih , terseok dan hampir lumpuh, aku masih dapat melihat cahaya-Mu, saat kurasa awan menghitam, di mana rinai hujan menyendir, tanpa angin tanpa pelangi, bahkan ketika rintik-rintik sunyi, membisu tanpa kilat dan guruh, aku selalu percaya pada-Mu, meski kau kirim badai, kau hembuskan prahara.

Baca selengkapnya »

Akulah Kebencian

Detak jantungku semakin kencang, Saat lara menyapa dan pedih mencacah jiwa, Aku adalah iblis yang menari di atas, kesenangan, Ataukah setan yang membisikkan perang melawan nafsu, Kebencian itu semakin menggelegak, Melebihi bara dalam balutan api, Menyala-nyala, Bagaikan membakar jiwaku, Hingga yang tersisa hanyalah kebencian di atas kesenangan.

Baca selengkapnya »

Ketika Hidayah Menyapa

Matahari pukul dua siang masih terasa menyengat. Tenggorokannya makin kering merindukan seteguk air. Dia mempercepat langkahnya. Setengah berlari, disusurinya jalan kecil menuju rumahnya. Ia terengah-engah, karena jalan menuju rumahnya mulai menanjak. Sang perut juga sudah keroncongan sejak di sekolah tadi.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization