Arsip Kata Kunci: Rohis

"....Sir, kalo kita ngebonceng akhwat apa hukumnya? Tapi, gak bermaksud apa-apa. Cuma mau nganterin pulang malam ke kosannya. Khan biasanya kalo ngerjain tugas di kampus sampe malam tuh....", celetuk seorang teman usai menghadiri sebuah acara. Khalwat-kah atau Ikhtilath-kah? Jika itu dibilang Khalwat, toh masih ada teman2 lain yang masih turut serta. Juga di jalanpun masih ramai dengan kendaraan yang berseliweran.

Hari itu, sebuah stasiun TV menayangkan pemberitaan tidak mengenakkan tentang Rohis. Ekstrakurikuler di sekolah yang sebagian besar kegiatannya di Masjid ini dituduh sebagai salah satu pengkaderan para teroris-teroris muda. Tidak disangka, pemberitaan fitnah ini berujung panjang, stasiun TV tersebut menuai kemarahan banyak alumni Rohis.

Tahun ini adalah tahun ke-4 aku mengenalnya. Pertemuan pertama pada tahun 2008 lalu-lah yang mengantarkanku pada titik tolak perubahan besar dalam hidup. Perubahan yang sangat signifikan untuk seorang diri ini, dan sebuah perubahan lewat keputusan yang besar (menurutku).

​Minggu yang lalu, Indonesia kembali digemparkan dengan berita terkait tindakan anarkis siswa sekolah yang biasa disebut tawuran. Kali ini, seorang siswa kelas X SMAN 6 Jakarta yang menjadi korban tebasan celurit siswa kelas XII SMAN 70 Jakarta saat sedang makan di sekitar Bundaran Bulungan.

Pihak SMAN 70 dan SMAN 6 Bulungan, Jakarta Selatan, berusaha keras mengikis tradisi tawuran antarsiswa. Satu di antaranya dengan menggunakan pendekatan agama. Pihak sekolah terus memupuk perdamaian dengan melibatkan para siswa dalam berbagai kegiatan rohani Islam (rohis).

Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PKS Ahmad Zainuddin menyesalkan terjadinya perkelahian antar pelajar yang memakan korban jiwa. Seperti diketahui, tawuran pada Senin siang antara siswa SMAN 6 dengan SMAN 70 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, mengakibatkan satu orang tewas dan dua orang mengalami luka yang cukup serius.

Kegiatan ekstrakurikuler Rohani Islam yang sejak lama tumbuh di sekolah-sekolah menengah atas, memiliki andil besar dalam membangun moralitas keberagamaan para siswa di tanah air. Selain itu, keberadaannya ikut memperkuat tugas pendidikan yang diemban pihak sekolah bagi terciptanya kualitas budi pekerja, agar para lulusannya lebih berguna bagi masyarakat dan juga masa depan bangsa.

Suasana Car Free Day di Jalan Raya Darmo Surabaya pada hari Ahad (23/9) sedikit berbeda dari biasanya. Karena terdapat sekumpulan pelajar yang mengenakan seragam sekolah putih abu-abu sambil membagikan flyer. Kegiatan tersebut merupakan aksi yang digagas oleh para pengurus Kerohanian Islam (SKI/ROHIS) SMA di Surabaya.

Ribuan pelajar yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Rohis Nasional mengelar aksi damai di Bundaran HI Jakarta, Minggu 23 September 2012. Aksi itu merupakan bentuk protes atas pemberitaan di salah satu media televisi yang menyebutkan kegiatan ekstrakulikuler kerohanian Islam (rohis) di sekolah adalah sarang rekrutmen teroris muda.

Saat tuduhan teroris dari Metro TV mengiris hati para alumni Rohis, pada saat yang sama juga membentangkan kembali segala kenangan indah, suka dan duka saat masih beraktivitas di Rohis. Tuduhan yang menyalakan amarah dan menebarkan gundah itu memang amat menyakitkan. Apalagi saat disebutkan di Rohis kita dijejali kebencian dan kekerasan. Padahal apa yang sebenarnya terjadi justru sebaliknya.