Niat itu urusan hati, bukan urusan lidah. Jika lidah saya menyebutkan “Sengaja aku shalat Maghrib” dalam versi bahasa arabnya, padahal waktu saya mengucapkannya dalam posisi saya sebagai guru, maka niat saya pada waktu itu mengajarkan kata-kata itu kepada murid, bukan berniat untuk shalat.
Baca selengkapnya »Niat dan Ikhlas
Alasan mengapa banyak ulama yang mengawali berbagai buku dan karangannya dengan hadits ini - di antaranya Imam Bukhari dalam kitab shahihnya dan Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin, Al-Adzkar, dan Al-Arba'in An-Nawawiyah - adalah agar para pembaca menyadari betapa pentingnya niat, sehingga ia akan meluruskan niatnya hanya karena Allah, baik ketika menuntut ilmu atau melakukan perbuatan baik lainnya.
Baca selengkapnya »Kontemplasi Diri di Batas Waktu
Mengkontemplasikan niat, Apa mau kita? Apa tuju kita? Ia kah IA? Ia kah jannah-Nya? Melulu itu yang kita tanya, melulu itu yang kita meragu. Melurus niat, mengharap ridha, Menguat azzam, melepas tawakal.
Baca selengkapnya »Tergantung Niat
Lembayung senja menemani langkah Fatin. Bergegas ia menuju ke jalan besar untuk menunggu angkutan umum yang akan mengantarnya pulang ke rumah. “Lagi dan lagi, saya sendiri.” Ucap Fatin lirih. Sambil terus berdzikir, ia menatap secara seksama arah datangnya angkutan.
Baca selengkapnya »Fiqih Shalat (Bagian ke-3): Rukun Shalat
Rukun shalat juga disebut dengan fara’idhushshalat adalah amal perbuatan yang dilakukan selama dalam shalat, jika salah satunya ditinggalkan maka batal shalatnya. Rukun shalat itu mencakup: 1. Niat, yaitu berniat melaksanakan shalat yang dimaksud. Niat adanya di hati. Oleh sebab itu tidak disyaratkan melafalkannya, dan tidak ada teks niat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Baca selengkapnya »Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-4, Selesai)
Orang yang berniat melakukan kebaikan, ia diberi pahala satu kebaikan karena tekad melakukan kebaikan adalah awal kebaikan, dan awal kebaikan adalah kebaikan. Orang yang berniat melakukan keburukan, lalu menjauhi keburukan tersebut karena takut kepada Allah, ia diberi pahala satu kebaikan karena niat buruk yang urung dilakukan adalah suatu kebaikan.
Baca selengkapnya »Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-3)
Abu Hurairah RA, Abdurrahman bin Sakhr berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya, Allah tidak melihat tubuh dan rupamu. Akan tetapi, Dia melihat hatimu.” (Muslim). Pahala suatu amal sesuai dengan niat dan keikhlasan orang yang melakukannya. Seorang muslim harus memperhatikan kondisi hatinya, dan membersihkannya dari sifat-sifat yang dibenci Allah SWT. Perbaikan hati harus lebih diutamakan daripada perbaikan amal atau perbuatan.
Baca selengkapnya »Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-2)
Ikhlas dalam niat sebanding dengan pahala hijrah. Seorang mukmin mendapatkan pahala karena niatnya sekalipun tidak mengerjakan niatnya itu karena uzur. dan Ditetapkannya pahala karena niat bukan karena amal semata.
Baca selengkapnya »Ikhlas Dalam Niat, Hukum dan Keutamaannya (Bagian ke-1)
Para ulama sepakat bahwa niat adalah syarat mutlak agar suatu amal diganjar atau dibalas dengan pahala. Namun, apakah niat merupakan syarat sahnya suatu amal atau perbuatan, mereka berbeda pendapat. Ulama Syafi’iyah menyebutkan, “Niat adalah syarat sahnya suatu amal atau perbuatan yang bersifat ‘pengantar’ seperti wudhu, dan yang bersifat ‘tujuan’ seperti shalat.” Ulama Hanafiyah menyebutkan, “Niat hanya syarat sahnya amal atau perbuatan yang bersifat ‘tujuan’, dan bukan ‘pengantar’.”
Baca selengkapnya »Polisi Inggris Tuduh Muslim Berniat Bunuh Paus Benediktus
Polisi Inggris dengan sengaja menghembuskan kabar bohong mengenai rencana pembunuhan Paus Benediktus XVI ketika berkunjung ke negeri itu. Paus berkunjung ke Inggris selama empat hari dan kembali ke Vatikan Ahad (19/9) kemarin. Kabar yang sangat tidak mendasar itu pun kontan menjadi headline media massa di Inggris dengan judul, ''Teroris Muslim Rencanakan Pembunuhan terhadap Paus''.
Baca selengkapnya »