Arsip Kata Kunci: matahari

Cahaya dikenal memiliki gerakan yang sangat cepat dengan laju 3 x 108 m/s. Dengan kata lain, dalam 1 detik cahaya dapat bergerak kurang lebih 300 juta meter. Bagaimana rasanya bergerak dengan laju secepat itu? Lihat video ini.

Ia bagaikan mentari, yang perjuangannya tak bisa terbalaskan oleh anaknya sekalipun. Yang bisa aku lakukan adalah terus berusaha menjaga senyumnya. Inilah sedikit cerita tentang matahari dan bumi.

Berkenaan dengan waktu penentuan awal puasa, untuk apa Allah menciptakan matahari dan bulan? Tujuanya adalah agar manusia mengetahui jumlah perhitungan waktu, abad, tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit, dan detik. Apabila bulan purnama, bulan itu menunjukan bahwa waktu itu sedang berada di pertengahan bulan. Bulan sabit sebagai tanda awal dari datangnya bulan yang baru. Semua itu adalah kehendak Allah.

Ada 60 kabupaten/kota yang masuk wilayah gerhana dalam enam provinsi. Wilayah itulah yang bisa menyaksikan gerhana Matahari.

Tatkala Allah bersumpah atas nama makhluk-Nya, itu menandakan makhluk tersebut memiliki posisi yang amat penting dalam kehidupan. Pun begitu dengan matahari. Terbayangkah apa yang terjadi pada kehidupan ini bila tak ada matahari?

Seorang pengguna YouTube bernama William Dail mengabadikan proses awal terjadinya gerhana matahari. Video yang diunggah dengan kualitas 1080p (HD) itu menggambarkan situasi yang menarik, yaitu awal mula gerhana matahari terjadi pada saat matahari terbit. Subhanallah, begitu indah. Video tersebut direkam di Florida Amerika Serikat pada tanggal 3 November 2013 pukul 06:34 waktu setempat.

Peristiwa gerhana selalu menjadi sebuah fenomena menarik bagi umat manusia, meskipun secara statistik gerhana bukanlah peristiwa alam yang langka, karena dalam satu tahun kalender miladiyah gerhana (bulan dan matahari) secara kumulatif dapat terjadi hingga tujuh kali, dengan berbagai variasi jenis gerhana, salah satunya adalah gerhana cincin yang terjadi pada 9-10 Mei.

ranting yang kering, tanpa dedaunan, angin malam berdesir, hanya gemeretak ranting di peraduan, berdenyit, menyertai hari-hari dan bergantinya waktu, kumandang adzan telah berbilang, merdu mengalun melukis irama hidup, menegur hembusan nafas tangkai dan daun yang kering kerontang, namun masih berdiri.... sendiri, sambil berbisik lirih, “Tuhan, aku masih ada!”.