Berjalan membangun perekonomian bangsa yang dibutuhkan tidak hanya mengikuti jejak kecanggihan teknologi negara maju lainnya, namun bagaimana kita membangun ekonomi kerakyatan yang melakukan pengelolaan berdasarkan modal yang kita miliki dengan cerdas dan terstruktur. Kita sudah memiliki cukup modal ketika kita ingin menjadi bangsa yang besar. Letak Indonesia berada di tempat yang strategis, kekayaan sumber daya yang melimpah, tanah yang subur dan kearifan lokal yang kita punya sesungguhnya memiliki nilai besar jika benar-benar dikelola berdasarkan kemampuan yang terstruktur. Artinya adalah bahwa bangsa Indonesia mengelola segala modalnya dengan tahapan-tahapan yang terencana, rinci, dan memiliki pola. Tidak hanya itu, melainkan konsistensi sangat diperlukan ketika sedang fokus membangun tanpa harus mengeksploitasi secara berlebihan dan tanpa meniru cara yang dilakukan bangsa lain.
Baca selengkapnya »(Bukan) Maju untuk Kalah, Mundur untuk Menyerah
Ya Allah, kami hanyalah hamba-hamba yang lemah. Tak semestinya kami bersandar pada kemampuan kami semata. Agar kelemahan kami menjadikan kami lebih bersimpuh memohon pertolongan-Mu. Meski kami tak dibebani kewajiban untuk berhasil, tapi yang kami ketahui, ikhtiar yang kami lakukan mesti sebaik-baiknya.
Baca selengkapnya »Negeriku Kaya Raya
Indonesia adalah negeri kaya raya yang memiliki berbagai kekayaan alam melimpah ruah, seperti tambang minyak, batu bara, laut yang berpotensi pariwisata, persawahan, perkebunan, pegunungan dan lain-lain. Tetapi sayang sekali pemaksimalan pengelolaan tidak bisa kita garap secara maksimal, masih banyak sumber daya alam kita yang di biarkan begitu saja dan yang lebih parah lagi di berikan begitu saja kepada asing.
Baca selengkapnya »Sungguh Potensimu Banyak Ukhti…
Dunia, dengan segala kerlap kerlipnya nampak begitu memesona menggoda setiap jiwa untuk turut berperan memaksimalkan kilauannya, semakin tersebar semakin merata kemakmurannya. Kilauan dunia yang semakin gemerlap, sungguh tak lepas dari peran muslimah di manapun berada. Juga pada masa Rasulullah masih hidup, tersohorlah kisah Bunda Siti Khadijah yang begitu setia loyalitas super maksimal mengorbankan jiwa dan raganya demi kejayaan Islam.
Baca selengkapnya »Kontribusi Asuransi Syariah Belum Maksimal di Tahun 2012
Kontribusi premi asuransi syariah belum tumbuh besar pada 2012. Hingga kuartal ketiga 2012, total premi asuransi syariah baru Rp 4,5 triliun, tumbuh 52,9 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca selengkapnya »Kesebangunan Amal
Dakwah bersama jamaah/organisasi adalah dakwah yang paling efektif. Sebaliknya dakwah secara bersendirian akan tidak maksimal apa yang dihasilkannya. Atas dasar ini Allah S.W.T mengisyaratkan dalam Al-Quran dengan firman-Nya: Dan hendaklah ada di kalangan kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh pada ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Baca selengkapnya »Refleksi 2012, Pemerintah Masih Belum Maksimal Lindungi Buruh Migran
Jika dievaluasi, peran pemerintah dalam membela nasib buruh sepanjang 2012 kurang optimal. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai peranan pemerintah sangat minim dalam melindungi para buruh, terutama buruh migran, atau yang sering dikenal dengan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Baca selengkapnya »Hidup untuk Yang Maha Hidup
Nabi SAW pernah menggambarkan bahwa hidup ini tidak ubahnya seorang musafir yang berteduh sesaat di bawah pohon yang rindang untuk menempuh perjalanan tiada batas. Oleh karena itu, bekal perjalanan tiada batas itu mesti disiapkan semaksimal mungkin. Karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (QS. Al-Baqarah: 197).
Baca selengkapnya »FPKS Dorong Hukuman Maksimal Bagi Pengedar Narkoba
Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sosial (FPKS)KH Abdul Hakim mengungkapkan, PKS akan menandatangani Nota Kesepahaman tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Jumat (30/11).
Baca selengkapnya »Umat Islam Belum Maksimal Beri Kontribusi Terhadap Perekonomian
Umat Islam belum memberikan kontribusi secara maksimal terhadap perekonomian Indonesia. Hanya 13,3 persen kaum Muslim yang bergerak di sektor perekonomian atau dengan kata lain 86,7 persen umat belum menyentuh kegiatan perekonomian. Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Abbas memaparkan, dari Rp 5.600 triliun nilai perekonomian bangsa kurang dari 20 persen yang berputar di kalangan umat.
Baca selengkapnya »