Kepercayaan syiah imamiyah tentang imam mahdi yang gaib (menghilang) ternyata dipenuhi kesimpangsiuran dan ketidakjelasan. Kondisi dan situasi itu diabadikan oleh salah satu ulama Syiah dan pakar sejarah Syiah pada abad ke-3 Hijri, yaitu imam Al-Hasan bin Musa al-Nawbakhti, dalam kitabnya yang terkenal “Firaq al-Shia”. Baginya perkara ini sebenarnya telah membingungkan pengikut syiah bermula sejak wafatnya imam Ali RA.
Baca selengkapnya »Imamah: Konsep Utama Syiah, dari Tradisional Hingga Kontemporer (Bagian ke-2)
Secara bahasa Imamah, menurut Ibnu Mandzur, berarti “Yang berada di depan” atau ketua (pemimpin/presiden)[1]. Sementara menurut Raghib al-Asfahani, Imam itu termasuk lafal mufrad (singular) artinya "Yang diikuti" apapun bentuknya, baik manusia (yang dapat diikuti perkataannya maupun perbuatannya), buku atau yang lainnya.
Baca selengkapnya »Imamah: Konsep Utama Syiah, dari Tradisional Hingga Kontemporer (Bagian ke-1)
Telah disebutkan di muka bahwa ciri utama yang membedakan Syiah Imamiyah Dua Belas Imam dengan lainnya adalah keyakinan adanya Imamah (kepemimpinan) dua belas Imam yang ditunjuk menjadi Imam secara berturut-turut melalui an-nās wa al-washiyyah (naskah tertulis serta wasiat).
Baca selengkapnya »Dr. Imarah: Orang Syiah Hanya Mau Mengambil, Tak Mau Memberi
Orang-orang Syiah mengkafirkan orang lain yang tidak berkeyakinan sesuai dengan keyakinan mereka dalam masalah imamah dan para imam. Kalau demikian, maka Syiah sudah berubah menjadi agama tersendiri.
Baca selengkapnya »