Menjadikan agama dan ayat suci bahan tertawaan tak membuat Anda berdua terlihat lucu apalagi pintar. Kritik sosial Anda bukan hanya keliru tetapi kebablasan. Saya sarankan Anda berdua dengan rendah hati mengakui kesalahan dan meminta maaf secara terbuka ke seluruh umat Islam.
Baca selengkapnya »Lucunya Ekspresi Cemburu Kang Emil
"Ketika api cemburu membakar dada, tarangku rada berkerut, biwirku..
Baca selengkapnya »Canda Renyah Bocah Pengantar Jenazah
Jika masih ada yang sombong…. Datanglah ke sini, lihat kering kerontang tubuh terkulai… Kau selalu tahu cara terbaik mengingatkan kami yang lupa kampung akhirat… Kau selalu tahu cara terbaik melipur lara, kami yang tak pandai bersyukur..
Baca selengkapnya »Renungan Dalam Canda
Malam hari selepas Isya merupakan waktu khusus bagi Ihsan dan Amir untuk bercengkerama dengan Al-Quran. Yup, sepekan lima kali mereka berdua akan belajar mengaji di rumah Ustadz Salman bersama beberapa pemuda desa lainnya. Meskipun sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Ihsan dan Amir merasa masih harus banyak belajar tentang Al-Quran.
Baca selengkapnya »Adzan Hujan
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (Ar-Rum (40): 48)
Baca selengkapnya »Arigatou
Melupakanmu, itu berarti membunuh separuh jiwaku, Melupakanmu, itu berarti merampas separuh memoriku, Melupakanmu, itu berarti menenggelamkan separuh asaku, Kau adalah anugerah terindah yang pernah singgah dalam relung hidupku, mengisi lorong-lorong hati dengan senyum dan tawamu, Kau adalah bintang dalam langit jiwaku, menghiasi indahnya langit jiwa dengan sinar kerlip mu yang sejuk dipandang.
Baca selengkapnya »Engkaulah Shalihah
Senyummu indah merekah, Bertengger pada ranting yang gagah, Berselimut daun nan megah, Sapamu begitu ikhlas, Menyimpan paras dalam ruas, Berbalut syariat, bertutup aurat, Bicaramu seadanya, Tak kurang, tak lebih, Biasa-biasa saja, Tawamu seperlunya, Tak kurang, tak lebih Biasa-biasa saja, Candamu selayaknya, Tak kurang, tak lebih, Biasa-biasa saja, Busanamu sederhana, Tak kurang, tak lebih, Biasa-biasa saja.
Baca selengkapnya »Teaching With Love
Saat masih duduk di bangku sekolah adalah masa indah yang sangat berkesan dan tak terlupakan. Persahabatan yang terjalin indah dengan banyak teman, kompak, akrab, penuh canda tawa, melakukan kegiatan kesenian, olahraga dan berbagai kegiatan lainnya, memperkaya pengalaman batin. Tentu saja yang paling berkesan adalah proses belajar mengajar dan guru-guru yang tulus ikhlas mendidik kami.
Baca selengkapnya »Di Tengah Tawa, Jangan Pernah Lupa untuk Menangis
Belakangan, bercanda dianggap cara yang paling efektif untuk berkomunikasi. Dengan bercanda kesalahan dianggap sesuatu yang lumrah dan selalu termaafkan. ‘Sengketa hati’ jarang hadir dari aktivitas bercanda. Bahkan kini, bercanda menjadi komoditi dagang yang favorit di stasiun-stasiun TV. Tapi, berkaca pada Muhammad Ibnu Sirin rahimahullah selayaknya di tengah gelak tawa, kita sisipkan hati dan pikiran kita untuk bertafakur dan bertaqarub kepada Allah. Jangan sampai seringnya tertawa membuat kita lupa betapa nikmatnya menangis tersedu kepada Allah.
Baca selengkapnya »Fiqih Canda dan Humor
Hidup terasa hambar dan datar tanpa humor dan canda bagaikan masakan tanpa garam. Namun hanya dalam kadar kuantitas, kualitas dan penyajian tertentu akan menjadi penyedap kehidupan. Suatu kali Imam Al Ghazali melontarkan 6 pertanyaan kepada murid-muridnya yang hadir dalam majelis ta’limnya. Salah satunya adalah : Benda apa yang paling tajam di dunia ini?. Beragam jawaban muncul dari murid-murid beliau. Pisau, silet, sampai pedang. Imam Al Ghazali menanggapi jawaban murid-muridnya tersebut. “Betul, semua benda yang kalian sebutkan itu tajam. Tapi ada yang lebih tajam dari itu semua. Yaitu LIDAH”.
Baca selengkapnya »