Sekarang tibalah saatnya bagimu untuk mengambil peran, meskipun peran kecil sebagai unsur perubahan, perubahan peradaban yang harus terus menerus di lakukan, sebab perubahan adalah keniscayaan. People change, time change, and the big wave has coming. Sudah sejauh mana diri kita mempersiapkan diri untuk keadaan yang serba tak menentu di masa depan?
Baca selengkapnya »Balada Indonesia
Satu tahun berjalan angka tujuh bertahan, Tak ada persoalan, tenang melenggang layaknya air telaga, Hening.. sepi tenang sekali, Tak ada ribut sana-sini pandai sekali meredam bunyi, Ucapnya seperti sabda yang menenangkan hati, Padahal, Nol Besar tak terbukti, Tapi entah kenapa sekali lagi, sepi… Tak ada persoalan, tenang melenggang layaknya air telaga
Baca selengkapnya »Balada Anak-Anak Aceh
Bencana di Aceh dan Jogja memang tidak bisa kita tebak dan kita hindari. Manusia bisa berencana, tetapi ketika Allah telah berkehendak, maka segalanya akan terjadi sesuai dengan kehendakNya. Meskipun bencana Aceh dan Jogja merupakan sebuah peristiwa yang menyisakan kepedihan atas hilangnya keluarga, rumah, dan kasih sayang, tetapi tekad untuk bangkit mengalahkan semua itu. Segala hal yang semula menjadi penyebab kesedihan kini telah berubah menjadi sekumpulan hikmah.
Baca selengkapnya »Etnis Cina, Pribumi, Sebuah Balada Superioritas dan Inferioritas
Realitas di negeri ini, termasuk Islam telah menjadi jembatan antara etnis cina dan pribumi, menjadi sebuah asimilasi yang sebenarnya, tanpa menyisakan sekat. Ia meluruhkan angkara, sekaligus menepis prasangka. Namun sayang, jembatan yang telah terhubung tersebut masih terlalu kecil untuk dua entitas yang teramat besar.
Baca selengkapnya »Balada Rasim, Pengrajin Gerabah
Tiap kali Rasim membuka pintu rumahnya di pagi hari, matanya berkaca-kaca memandang lahan yang kini sudah tidak lagi digunakan sebagai tempat pembuatan dan pembakaran (ngobong) gerabah. Pasalnya, tanah seluas 140 meter yang berada persis di depan rumahnya itu, sejak tiga bulan lalu sudah bukan miliknya lagi.
Baca selengkapnya »Balada Kampus Nyentrik
Kultur di kampusku se-nyentrik penghuninya. Bagi mahasiswa ‘awam’ sepertiku, kultur seperti ini ternyata belum bisa kuterima dengan mudah karena memang mengingat sebelumnya sekolahku ber-basics Islam yakni MTs dan MAN. Akhirnya, aku lebih cenderung bersikap ‘diam’ di tengah gemerlap kehidupan kampus. Hal inilah yang menjadikan aku pesimis, takut, hingga depresi.
Baca selengkapnya »Balada Cinta Dalam Diam
“Akhwat boleh jatuh cinta?” Subhanallah... Cinta itu fitrah dari Sang Illaahi... Karena cinta-NYA jua kita menikmati indahnya Islam ini... Mencinta seseorang pun tak dapat dipungkiri... Hilang lelah jiwa ketika ia halal bagi diri... Maha suci Allah yang membolak-balikan hati. Sesungguhnya hati ini milik-NYA... IA pula yang menjaganya... Tapi tetaplah berhati-hati... Jangan sampai hati memakan diri
Baca selengkapnya »Balada Telur Ayam
Bicara telur ayam, buat saya adalah bicara rezeki yang terus mengalir, tak pernah berhenti. Betapa tidak, telur ayam banyak mengajarkan saya banyak hal, tentang keikhlasan, tentang kasih sayang, tentang harapan, dan tentang seni berbagi… Bicara telur ayam, adalah memutar kembali memori kebersamaan yang menghadirkan haru dalam dada dan menghangat di sudut mata. Tak pernah ada sudut dalam seni berbagi, pun.. tak pernah ada sudut dalam bentuk telur ayam. Seperti halnya ikhlas, harap dan kasih sayang.. tak pernah bersudut..
Baca selengkapnya »