Topic
Home / Arsip Kata Kunci: akal

Arsip Kata Kunci: akal

Anak Nakal atau Banyak Akal?

Anak adalah korban kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, korban pendidikan yang belum memadai, korban perkembangan teknologi dan media massa dengan aturan yang tidak berpihak kepada kepentingan tumbuh kembang moralitas dan mentalitas anak. Karena apa yang dilakukan anak yang dipandang sebagai bentuk kenakalan itu, juga merupakan bagian dari kewajiban dan tanggung jawab perlindungan orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan negara dan pemerintah.

Baca selengkapnya »

Bekal Pilkada, Sukses Memilih Pemimpin dengan Akal Sehat

Pemilu Presiden sudah selesai, 2015 Kita kembali dihebohkan dengan Pilkada diberbagai di daerah Republik yang Kita cintai ini, dari Sabang sampai Marauke, dari sunda (Jawa) hingga pulau selat karimata (Kalimantan), usaha-usaha licik dilakukan berbagai Partai Politik dengan mengganggu pengurus Partai lain dan memecahnya menjadi berantakan, padahal sebelumnya sudah membisiki KPU untuk tidak membolehkan partai yang pecah kepengurusannya mengikuti Pilkada, inti dari semua yang mereka lakukan hanya ingin menang dan entahlah apa yang diinginkan setelah menang dengan cara jahat itu.

Baca selengkapnya »

Bukan Hanya Konsumsi Akal

Akhir-akhir ini sering kita simak dan saksikan betapa tidak berdayanya para aktivis dakwah di kalangan pemuda dengan seabrek PR yang seolah tak ada ujung dan pangkalnya. Seolah menghadapi jalan buntu dan tak tahu siapa yang salah dan siapa yang disalahkan. Ada yang merasa berat karena kurangnya komitmen dari para jundi. Ada yang merasa acuh karena kurang adanya jiwa keteladanan. Dan berbagai pandangan-pandangan subjektif yang terkadang saling menyalahkan dan meniadakan.

Baca selengkapnya »

Sudahkah Kita Berpikir?

Jiwa adalah bisikan hawa nafsu dan yang bisa meredam jiwa adalah akal. Maka manusia harus senantiasa menyeimbangkan keduanya, tidak timpang pada salah satu sisi saja. Saat akal terlalu berat ataupun terlalu lemah maka hati tak dapat diredam dengan baik. Mengetahui betapa rapuhnya jiwa kita sebagai manusia, untuk itu, proses berpikir harus senantiasa dilakukan manusia untuk menyeimbangkan kapasitas akal kita.

Baca selengkapnya »

Manusia dan Akal

Dalam beragama, kita sebagai manusia harus mempergunakan akal kita. Namun yang harus diperhatikan adalah, akal tidak kita jadikan segala-galanya sehingga kita pada akhirnya melanggar atau mengingkari perintah serta wahyu Allah swt. Jika kita melanggar wahyu Ilahiyah, maka sudah tidak berarti lagi beragamanya kita, Alquran, serta teladan dari Nabi Muhammad saw. Hal tersebut karena kita lebih mengutamakan akal dan mengesampingkan wahyu Ilahiyah. Oleh karena itu, tetap ada batasan-batasan yang tegas antara mana yang harus menggunakan akal, dan mana yang harus diterima sebagai suatu ketentuan Allah swt, yang disampaikan melalui Rasulullah (Alquran ataupun As-Sunnah).

Baca selengkapnya »

Orang yang Berakal

Jadi, Alam semesta yang terbentang adalah guru. Seluas-luasnya dibuka Allah untuk kita pelajari. Seindah-indahnya ditampilkan Allah bukan hanya untuk dinikmati, tapi diambil filosofi –filosofinya. Makanya derajat orang berilmu lebih tinggi dari yang tidak. Dengan berilmu, kita bisa menjadi orang yang berakal, dengan berakal kita bisa mengingat Allah sambil memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.”

Baca selengkapnya »

Sahabat Sejati

Rasa yang berbeda ketika mendengar namanya, Sesak terasa hingga ke rongga dada, Atau bahagia yang tak terhingga, Semua akan menemuinya, Entah di mana, kapan dan bagaimana, Tak ada yang pernah mengira, Berjumpa dengannya berharap dalam keadaannya yang bahagia, Tak meninggalkan dosa, Tapi apakah bisa?, Ketika semua yang ada di dunia melenakan jiwa.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization