Topic
Home / Narasi Islam / Wanita (halaman 16)

Wanita

Teladan dari Shahabiyah dan Tabi’iyah (bagian ke-2): Teladan Dalam Ibadah

Setiap malam ia menyalakan lampu mushalla, kemudian melakukan ibadah sampai fajar menyingsing. Ia berada di mushalla untuk beribadah selama 30 tahun, dan tidak pernah keluar kecuali untuk buang hajat. Ia memasuki Mihrab untuk shalat Zhuhur, ashar, magrib, isya dan subuh dengan sekali wudhu. Pada waktu Zhuhur ia tidak keluar dari mihrabnya kecuali setelah matahari bergerak naik.

Baca selengkapnya »

Diskursus Gender dalam Al-Qur’an

Tak sedikit orang mengklaim dirinya sebagai pembela kaum perempuan, atau sebagai pejuang penyetaraan gender. Sebagian lain meyakini bahwa pembelaan terhadap kaum perempuan merupakan hal yang baru yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun. Praduga dan perasaan seperti inilah yang kemudian menggerakkan sekelompok orang untuk - dengan berani - mengkritisi nash-nash al-Quran dan hadits.

Baca selengkapnya »

Para Wanita Shalihah dan Mujahidah (bagian ke-5): Zaenab Al-Ghazali

Nama lengkapnya adalah Zaenab Muhammad Al-Ghazali Al-Jibili. la lahir pada tahun 1917 Masehi di desa Mayyet Ghamar di sebuah propinsi yang bernama Daqahliyah di Mesir. Ayahnya merupakan salah satu ulama Al-Azhar. la belajar di sebuah madrasah di kampung halamannya sendiri. la belajar ilmu-ilmu agama di bawah asuhan para ulama-ulama besar Al-Azhar. Di antara ilmu-ilmu yang ia pelajari adalah Ilmu Hadits, Tafsir, dan Fiqih.

Baca selengkapnya »

Para Wanita Shalihah dan Mujahidah (bagian ke-4): Muadzah Al-Adawiyyah

Gelarnya adalah Ummu Sahba'. la merupakan salah satu dari para Tabi'in yang ikut meriwayatkan Hadits Nabi. la adalah istri dari Shilah bin Asyim, seorang Tabi'in yang konon juga merupakan seorang sahabat Nabi. Abu Nairn setelah memuji Shilah bin Asyim dalam kitabnya yang berjudul Huliyah Auliaya' mengatakan "bahwa Shilah bin Asyim mempunyai seorang istri yang bernama Muadzah al Adawiyyah. la seorang wanita yang tepercaya, argumentatif, pandai dan sekaligus senantiasa melakukan ibadah."

Baca selengkapnya »

Para Wanita Shalihah dan Mujahidah (bagian ke-3): Hafsah binti Sirin

Ia adalah saudara perempuan Muhammad bin Sirin: seorang Tabi'in yang senantiasa beribadah dan sekaligus ahli dalam bidang fiqih. Khafasah hafal Al-Qur'an dengan sangat baik semenjak berusia 12 tahun. Bahkan Muhammad bin Sirin sendiri di saat merasa kesukaran dalam memahami sesuatu yang berhubungan dengan al Qur'an, memerintahkan kepada muridnya untuk pergi menghadap Hafsah.

Baca selengkapnya »

Para Wanita Shalihah dan Mujahidah (bagian ke-2): Nafisah binti Hasan

Nama lengkapnya adalah Nafisah binti Hasan bin Zaid bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. la lahir di Mekah pada tahun 145 Hijriyah dan merupakan anak dari seorang wali kota di Madinah. Namun pada masa pemerintahan Ja'far Al-Mansur, ayahnya harus digeser dari kedudukannya sebagai wali kota. Hartanya dirampas dan ia pun harus meringkuk di penjara. Namun, pada masa pemerintahan Al-Mahdi, jabatan dan seluruh harta bendanya yang pernah dirampas oleh Ja'far Al-Mansur, dikembalikan kembali.

Baca selengkapnya »

Menutup Aurat (Bagian ke-8): Mensosialisasikan Jilbab dan Busana Muslimah

Islam adalah agama fitrah. Karena itu, dalam segala urusan kehidupan manusia yang bersifat duniawi, Islam lebih banyak mengikuti ketentuan yang sesuai dengan fitrah manusia yang sempurna. Termasuk di dalamnya adalah masalah pakaian. Islam tidak pernah menentukan ataupun memaksakan suatu bentuk pakaian yang khusus bagi manusia. Islam tidak mempersoalkan model pakaian yang dipakai oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu, bahkan Islam mengakui setiap bentuk pakaian dan arah hidup manusia.

Baca selengkapnya »

Kiat Mencari Jodoh

Dalam kenyataannya, untuk mencari pasangan yang sesuai tidak selamanya mudah. Hal ini berkaitan dengan permasalahan jodoh. Memang perjodohan itu sendiri suatu hal yang ghaib dan sulit diduga, kadang-kadang pada sebagian orang mudah sekali datangnya, dan bagi yang lain amat sulit dan susah. Bahkan ada kalanya sampai tua seseorang belum menikah juga.

Baca selengkapnya »

Para Wanita Shalihah dan Mujahidah (bagian ke-1): Rabi’ah Adawiyah

Nama lengkapnya adalah Rabi'ah binti Ismail bin Hasan bin Zaid bin Ali bin Abi Thalib. la senantiasa dimintai sebuah fatwa dari beberapa pembesar-pembesar sufi masanya. Rasa ketakutannya kepada Allah telah menjadikannya sebagai seorang wanita yang senantiasa menangis. Ini tampak sekali di saat ia mendengar seorang laki-laki membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan Neraka di hadapannya, ia langsung berteriak dan tersungkur karena rasa ketakutannya terhadap api neraka.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization