Topic
Home / Narasi Islam / Sejarah (halaman 6)

Sejarah

Nabi Yahya, Pemuda yang Dirindu Sejarah

Sebelum sifat-sifat mulia muncul, Allah mula-mula memberinya satu kaidah paripurna… “Hai Yahya, pelajarilah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh” (Maryam : 12). “Sungguh-sungguh dalam memahami, sungguh-sungguh dalam mengemban dan berdakwah, sungguh-sungguh dalam mengamalkan dan kesabaran, serta sungguh-sungguh dalam keimanan dan keyakinan pada Kitabnya”, tulis Syaikh Muhammad Said Hawwa dalam bukunya Shinaatus Syabab.

Baca selengkapnya »

Fanatisme Golongan: Penyakit Umat Islam Abad Pertengahan dan Korelasinya dengan Umat Islam Saat Ini

Kita belajar untuk lebih bisa menghargai manusia atau kelompok lain untuk berdialog dengan terbuka, mencari inovasi demi pemecahan masalah umat. Menyelamatkan umat islam dari kondisi saat ini yang terombang-ambing karena ekonomi dan rusaknya peradaban adalah lebih penting dari sekedar mendapat pengakuan bahwa kita lebih unggul dan lain sebagainya. Kebutuhan umat islam yang paling krusial adalah pengadaban. The lost of adab (hilangnya adab) adalah penyebab utama rusaknya masyarakat islam saat ini sehingga kembali terpuruk seperti abad pertengahan silam. Krisis identitas segera dilenyapkan dengan memperbaiki niat dan amal kita di dunia ini. Memahami worldview islam adalah sebuah keharusan untuk mencari dan menguatkan substansi diri.

Baca selengkapnya »

Kepemimpinan Burhanuddin Harahap

Burhanudin Harahap mengajari kita tentang hakikat makna ‘progressive leadership’. Di mana dalam pengambilan keputusan (decision-making), seorang Burhanudin Harahap sangat melekatkan 3 hal penting; yaitu Kecepatan (Quickness), Akurasi (Accuracy), dan Ketepatan (Conciseness). Ini adalah sebuah leadership style yang harus kita pelajari secara baik. Karena dari sinilah akan lahir produktivitas dan kedinamisan. Produktivitas adalah ciri dari keaktifan berkarya, kedinamisan adalah ciri dari perubahan positif yang mengikuti kemajuan zaman.

Baca selengkapnya »

Puasanya Para Nabi Sebelum Rasulullah SAW

Bagaimanakah dengan tradisi puasa orang-orang Arab sebelum Islam datang? Ternyata mereka melakukan puasa di hari Asyura. Setelah Rasulullah datang ke Madinah, beliau melihat orang-orang yahudi sama berpuasa di hari Asyura yang dimaksudkan sebagai peringatan atas selamatnya Nabi Musa dari kejaran Firaun. Maka karena lebih berhak di dalam meneladani Nabi Musa, beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh para Sahabat berpuasa juga (Miftah Faridl, Puasa ibadah Kaya Makna, 2007, hal 19). Wallahu’allam bishowwab.

Baca selengkapnya »

Pengaruh Syeikh As-Surkati dan Al-Irsyad di Indonesia

Ahmad Surkati lahir di Desa Udfu, Jazirah Arqu, daerah Dongula, Sudan pada tahun 1292 H/1875 M. Dia diyakini masih keturunan Jabir bin Abdullah al-Ansari dari seorang bapak yang bernama Muhammad. Dengan demikian nama lengkapnya adalah Ahmad Surkati al-Anshari. Dan kemudian lebih dikenal dengan sebutan Syeikh Ahmad Surkati. Sedang Syurkati berarti banyak kitab (Bisri Afandi, Pustaka al-Kautsar, 1999, hal 4)

Baca selengkapnya »

Awal Mula Kemusyrikan di Jazirah Arab

Selain menjadi pelopor kemusyrikan di Mekkah, Amru bin Luhai juga mengubah kalimat talbiyah (dari yang seperti kita baca sekarang) dengan tambahan kalimat, Illa syarikan huwa lak (kecuali sekutu ya Allah milikmu yang yang engkau kuasai), tamlikuhu wama malak (dan apapun yang engkau miliki) Amru bin Luhai, juga memberlakukan hukum, bagi orang yang akan melakukan thawaf di Mekkah tidak boleh menggunakan pakaian selain dari yang dibuat masyarakat Mekkah, sehingga jamaah haji yang tidak mampu harus (maaf) telanjang.

Baca selengkapnya »

HOS Tjokroaminoto, Teladan Generasi Muda

Pengabdian bukan meminta seberapa besar gaji atau imbalan tetapi membicarakan seberapa besar tenaga, harta, pikiran dan jiwa yang kau korbankan, karena satu yang menjadi tujuan yaitu keberkahan. Begitulah pengabdian, tepat tanggal 16 Agustus 1882 di desa Bakur, Ponorogo, Jawa Timur lahirlah seorang guru bangsa yang melahirkan tokoh-tokoh hebat Indonesia di masa yang akan datang yaitu Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto atau sering dikenal sebagai HOS Tjokroaminoto.

Baca selengkapnya »

Guru Besar Bangsa, HOS Tjokroaminoto

Ketokohan Tjokroaminoto ini dapat dilihat dari keterbukaan dan kekritisan anak-anak kosnya dalam berpikir, yang dibuktikan dari bagaimana Semaun serta Kartosuwiryo berseberangan ideologi. Kartosuwiryo dianggap terlalu kanan karena ingin mendirikan negara Islam diatas nusantara ini, dan Semaun dianggap terlalu kiri karena mengambil paham sosialis demi menjunjung kesetaraan dan persamaan (tanpa berpaham komunis-ateis pada awalnya). Berbenturan ideologi ini memang sudah kerap dibawa dalam diskusi-diskusi di rumah Paneleh dengan penuh kecerdasan. Sehingga mereka sadar bahwa kebebasan dalam berpikir dan memihak adalah hak setiap orang, namun perlu dilandasi dengan dasar yang jelas dan kuat

Baca selengkapnya »

Hubungan Antara Aisyah RA dengan Ali Bin Abi Thalib RA

Intinya, hubungan antara ummul mukminin Aisyah RA dengan Ali bin Abi Thalib RA adalah hubungan yang sangat baik, baik pada zaman Rasulullah SAW masih hidup, maupun setelah Rasulullah SAW wafat. Meskipun di antara keduanya terkadang, sekali lagi terkadang, terjadi perbedaan pendapat dalam masalah-masalah ijtihadiyah, dan meskipun di antara keduanya pernah terjadi “suatu peperangan”.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization