Topic
Home / Narasi Islam / Politik (halaman 12)

Politik

Post Demokrasi: Upaya Mendemokrasikan Demokrasi

Post Demokrasi pertama kali dikenalkan oleh Colin Crouch (1944 M) –dalam bukunya Coping with Post-Democracy—sebagai paradigma baru menggantikan demokrasi Barat yang tengah dilanda krisis. Di Kairo gagasan ini dikembangkan oleh Hazim Salim seorang cendikiawan muda muslim yang ingin membebaskan manusia pasca Arab Spring dari keterpasungannya pada demokrasi Barat.

Baca selengkapnya »

Buta Politik, Buta Pemimpin

Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik.

Baca selengkapnya »

Zuhud Politik, Ikhlas Politik

Diperlukan terobosan-terobosan agar dari potensi-potensi baik bisa muncul peran efektif untuk sebuah perbaikan. Zuhud dan keikhlasan diri memang harus terjaga sebisa mungkin, namun tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana darinya bisa terwujud zuhud dan keikhlasan bangsa.

Baca selengkapnya »

Mengubah Paradigma Politik

“Politik itu kotor”, begitulah kebanyakan orang menilai politik. Bukan begitu?? Bahkan banyak umat muslim saat ini yang memiliki paradigma seperti itu, menganggap politik adalah sesuatu yang tidak diperlukan dalam agama. Perlu kita ketahui ternyata pemikiran “politik itu kotor” adalah sebuah mitos yang sengaja digembar-gemborkan untuk menghancurkan mentalitas politik umat Islam.

Baca selengkapnya »

Demokrasi Ikhlas

Demokrasi, kebebasan, adalah medium yang sempurna untuk menyuarakan kebaikan. Dengan demokrasi, kekalahan dapat disikapi dengan ikhlas. Tanpa demokrasi, kemenangan cerminan wajah tiran, dan kekalahan menjadi ‘ketidakikhlasan’ yang dipaksakan.

Baca selengkapnya »

Ulama dan Kekuasaan

Ya, relevansi tentang makna Independensi bagi seorang ulama. Dahulu ulama berperan melakukan otokritik terhadap penguasa. Dan tradisi agung yang mereka pertahankan dari zaman ke zaman adalah menjauh dari pintu-pintu penguasa. Mereka memahami betul bahwa “kedekatan" akan menyandera mereka dalam memberi fatwa. Instrumennya tak lain: harta, kekuasaan dan fasilitas.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization