Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 82)

Puisi dan Syair

Untukmu Sahabat, Kami tak Memusuhimu

Kawan, Memang kami tak tahu keberadaan hatimu. Dan sampai saat ini pun kami tak mengerti pesan terakhirmu. Kawan, Namun kami tahu kau masih memeluk erat janji dan mimpi kita. Kami tahu kau masih melirik kami dalam kegundahan jiwa. Kau ingat, Lingkaran mimpi tempat engkau bersua. Sekolah kebaikan yang membesarkan kita.

Baca selengkapnya »

Bangsa Mati Hati

Mungkinkah terjadi. Mereka menjadi besar dan bermanfaat. Bila saat ini terjebak dalam penjara hati. Mereka berjalan sendiri. Berlari atas akal indrawi. Melakukan lompatan tanpa tali. Tanpa menggali isi bumi. Membaca arah matahari. Dan mencari memoar Illahi.

Baca selengkapnya »

Mengais Hikmah dari Indahnya Romantika Kehidupan

Jika aku...... Maka, usah kau mencariku di sudut-sudut senja, ibu. Sebab, ku telah terlelap di telapak kakimu. Kan ku temani kau di setiap langkah-langkahmu. itulah ciri karib sejati... Tapi kau akan merasa lebih tenang dengan Dzikrullah. Jika aku...... Maka, tak perlu kau tangis, bapak. Tahukah kau? aku berada di tetesan-tetesan peluhmu. Ku bersama berjuang denganmu. Karena kita, sahabat... Tapi kekuatan besar itu milikNya.

Baca selengkapnya »

Ku Bungkus Dalam Buntalan Syukur

Detik lampau di hari itu. Gelegar iman nan suci merayap sayup kedinginan. LensaMu membidik “bayi-bayi” tengah mengucap janji. Tentang sebuah misi, menuju cahaya Illahi. Berharap tak sekedar klise. Ini bukan tamasya bukan pula sandiwara belaka. Jeritan hatimu menggetarkan makhluk-makhluk tak bernurani. Mereka. Makhluk “bergengsi” tingkat tinggi.

Baca selengkapnya »

Sudah Sejauh Mana

Pembaca yang baik sungguh kita telah pernah dikirimkan seorang tauladan yang tiada tandingan, ia adalah utusan yang memperbaiki umat yang ketika itu lalai dan menjadikan khamr menjadi sebuah status kemuliaan serta berhala sebagai koleksi di dalam Ka’bah. Sudah sejauh mana kita mencintai Nabi kita, sudah sedalam apa kita mempelajari langkah demi langkahnya dalam dakwah?

Baca selengkapnya »

Pahlawan Sejati

Badanmu yang ringkih, Membuatku tak percaya. Kondisi keluargamu yang sulit, Membuatku semakin tak percaya. Sunyi senyap semua bahasa kata, Tak melihat alam duniamu yang merana. Jangan beritahu siapa-siapa, Itu yang kau katakan padaku. Cahaya lentera yang ada padamu, Menyinari rimba dunia.

Baca selengkapnya »

Menulis di Atas Pasir

Duhai hati, Izinkan diri kini menulis di atas pasir, Di atas semua kekelaman yang telah berlalu. Namun masih begitu melekat di ruangmu. Izinkan waktu berlalu, Dengan luasnya hati, Karena telah menulis di atas pasir.. Izinkanlah, hati. Untuk uapkan segala asa yang pernah remuk redam mengembara di benak jiwa, Pedih dan menyesakkan dada, Namun begitu sulit tuk direlakan, Mungkin itu pertanda masih sempitnya ruangmu…?

Baca selengkapnya »

Ibu, Aku Pulang…

Ketika peluhku telah mengering, Kuingat senyum itu, Dan tangan ringkihmu yang mulai keriput, Selalu mengusap mesra rambutku. Saat air mataku telah mengering, Kuingat kakimu yang mulai lemah bersujud, Memohonkan ribuan kebaikanku, Setiap saat, setiap detik yang akan kulewati.

Baca selengkapnya »

Mutiara

Wahai Kau Dzat Sang Pemilik jiwa-jiwa nan damai. Membekas di benakku. Atas pinta suci-Mu dulu. Ku Iya kan seruan-Mu. Begitu agung menggema di sudut-sudut negeri. Saat jiwa damaiku memuncak. Membuncah jeritku meratapi Fana ini. Penuh dosa dan angkara murka. Kau ajak aku pada hamparan samudera biru tak bertepi. Diajarinya aku menyelam.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization