Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair (halaman 28)

Puisi dan Syair

Heiii…. Antum…

Heiii.... Antum... yang saat ini masih saja meringkuk dalam damai di atas tempat tidurmu di dalam rumahmu yang hangat itu... Sadarkah Antum bahwa genderang perang itu sudah mulai ditabuh musuh-musuhmu dengan begitu kerasnya sehingga memekak telinga... Ataukah telingamu yang begitu tulinya sehingga tidak terhentak dirimu di dalam sana...

Baca selengkapnya »

Kasihan PKS

Kasihan Pagi, dituduh buta, Padahal ia yang membangunkan orang yang sedang buta (tidur), Kasihan Siang, dituduh bolong, Padahal ia yang padat merayap. Kasihanilah sore yang akan menemui gelapnya malam, Kasihanilah malam yang tidak akan pernah lagi bertemu hari ini.

Baca selengkapnya »

Aku ke Sana

Hentikan langkah ini yang mulai lelah, Habiskan pencarian yang mulai tak terarah, Tiba lalu tunggu aku sejenak saja, Karena ku susun langkah menuju ke sana. Aku mulai gusar dengan duniaku, Pundak ini letih sendiri dan ingin mengadu, Bilakah adanya ia yang rela bersama berpeluh, Meniti sebuah jalan Nabawi untuk Surga utuh.

Baca selengkapnya »

Cinta

Ntah mengapa, malam ini terasa begitu berbeda. Malam yang biasanya kugunakan untuk membaca. Malam yang biasanya kugunakan untuk mengeja makna dari setiap canda dan tawa. Malam yang biasa kugunakan untuk memetik hikmah dari setiap cerita. Cerita dari mereka, sahabat yang setia dalam suka maupun duka.

Baca selengkapnya »

Ketika Hati Memilih Untuk Membisu…

Kemarin masih kulihat mereka menunduk santun di depan para tetua, Kemarin masih kulihat mereka menjulurkan pakaian sopan berbalut krama yang menambah keanggunan, Kemarin masih aku lihat malu yang menghiasi senyum mereka, Malu yang menjaga mereka untuk senantiasa menjaga lisan sebelum berkata, Malu yang menjaga langkah sebelum bertindak, Malu yang menjaga hati mengingatkan akhlak yang syar’i.

Baca selengkapnya »

Kenapa Kita di Jalan Ini?

Semangat menggebu-gebu menapaki jalan baru. Jalan yang awalnya bukan menjadi tujuan hidup kita. Jalan di mana kita menemukan wajah baru dari dunia yang fana ini. Jalan di mana kita tahu hanya akhirat yang abadi. Sudah mulai jauh langkah kaki menapaki jalan ini. Jenuh mulai mengundang. Malas mulai merayu dengan sejuta alasan. Pikiran mulai berbelok dari apa yang kita niatkan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization