Puisi dan Syair

Tak ada gunanya mengumbar perasaan dalam media sosial. Terlalu sering mengumbar cepat atau lambat akan terasa hambar. Izzah diri otomatis tergambar.

Rumah yang hancur, Sekolah yang hancur, Tak membuat cita-citanya ikut hancur

Engkau menjadi saksi nak, Hari ini ayah titipkan sumbangan dari teman-teman ayah, Untuk saudara-saudara kita di Palestina. Hari ini engkau dekap mainanmu nak, Lalu kita jumpai syaikh dari Gaza, Dan ayah mintakan doanya untukmu.

Pagi tidak pernah terlalu dini, Bagi sebuah negara yang kebebasannya dicuri, Bahkan saat adzan subuh belum terdengar, Namun masjid kami telah habis terbakar, Sementara rumah kami bersisakan reruntuhan, Serta sekolah kami yang kini tinggal kenangan.

Manusia Bawah Tanah, Ahli Strategi Perang, dulu Mencibir Manusia Bawah Tanah. Kini Para Pejabat Militer Tak Bisa Lagi Tidur Nyenyak

Karena aku anak Palestina Maka malam-malamnya berselimut cekam Karena aku anak Palestina Maka Pagi pun diwarnai dengan deru mesiu Karena aku anak Palestina Maka roket dan buldozer pun siap menghantam

Maafkan kami ya Palestina Bukannya kami berdiam diri Bukannya kami tidak beraksi Melihat tindakan keji Luburan darah dari bangsa Yahudi Namun kami tidak bisa menghentikan gempuran rudal zionis Menghapus air mata saudara kami yang menangis Yang kami bisa hanya berteriak dengan lantang pada dunia Atau berbisik dalam hati agar kebiadaban ini berakhir sudah

Untukmu yang nan jauh di sana… Tak pernah kupikirkan aku berada jauh darimu.. Bahkan sangat jauh… Beberapa pulau harus dilewati jika engkau ingin menemuiku... Aku tahu betapa besarnya rindumu akan diriku...

Sinar mata mu tajam dan kokoh, menjadi dewasa lebih cepat dari usia fisik. moga ini tanda keberkahan untuk mu

Kesabaran tak mungkin mengecewakan.. Karena Ia Maha Mengetahui, mana yang pandai menahan diri.. Dari kebuasan nafsu angkara.. hingga terpaan badai kezhaliman yang tak kenal henti.. Semuanya pasti berdampak baik.. tergantung daya tahan kesabaran yang fulan punya..