Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 7)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Lelaki yang Selalu Bersembunyi

dakwatuna.com – “Dan baba, aku lagi-lagi tidak bisa memejamkan kedua mataku… meski aku sudah mencobanya dengan sekuat tenaga dan juga dengan beragam tips yang telah kalian berikan kepadaku. Apakah ada yang salah denganku?” Putri Ayesha mengeluh. Matanya menitiskan air yang segera ia usap. Pelayan dan dayang-dayang yang mengelilinginya juga ikut …

Baca selengkapnya »

Saat Cinta Harus Ikhlas

Lantunan nasyid yang berjudul Cinta Dalam Ikhlas yang biasa di bawakan Kang Abay, sengaja kami bawakan. Awalnya berat untuk menghadiri acara ini, melihat wanita yang dicintai menikah bersama orang lain. Astaghfirullah… Bang Rahman sudah mengamanahkan aku sebagai penanggung jawab acaranya ini, tak mungkin aku melepaskan amanah ini, dan lebih memilih tak berperan di acara ini, aku tak ingin menuruti kemauan diri yang menurutku salah. Semoga Allah menjadikan mereka pasangan dunia dan akhirat. Aamin.. Aamin ya Robbal alamin….

Baca selengkapnya »

Jalan Sang Diplomat

Aku ingin menjadi Diplomat Islam sejati seperti Mush’ab bin Umair, seperti Said Ramadhan, seperti Youssef Nada, seperti Ustadz Mata, dan juga seperti Ayahku. Cita cita ini tersalurkan dari darah Ayahku, aku beruntung di lahirkan dalam Rahim Tarbiyyah Islam. Inilah aku, si Anak Singa. Anak dari Ayahku, anak dari ibuku yang bergelut dijalan terbaik. “JALAN PARA DIPLOMAT ISLAM, JALAN PARA PEJUANG!!”

Baca selengkapnya »

Tentang Satu Rindu

Ilustrasi. (Foto: rawmavy.deviantart.com)

Kulihat Bapak berdiri agak maju di tepi pembatas lantai dua supaya bisa melihatku dengan lebih jelas. Namun, aku melihat Bapak tidak sendirian di sana. Di sebelahnya seperti ada sesosok perempuan yang menemaninya. Sosok perempuan yang tidak asing bagiku. Sosok perempuan yang telah kukenal begitu lama. Sosok perempuan yang selalu mengingatkanku tentang satu rindu. Ibu! Ya, aku melihat sosok Ibu yang sedang berdiri mendampingi Bapak. Ibu lantas melemparkan senyum kepadaku. Senyum ketulusan yang sama dengan senyum terakhir yang kulihat di bandara. Secara refleks kubalas senyumannya sembari berjanji di dalam hati.

Baca selengkapnya »

Arti Ilmu dari Sang Guru

“Tidak usah dipikirkan kata Pak Tanggo. Dia tidak tahu bahwa guru itu kerja paling mulia, dari ustadzah akan lahir pemimpin yang tidak hanya berkuasa, tapi juga bijaksana. Tidak hanya pandai menjaga negara, tapi juga rajin beribadah pada Allah semata. Bukan kah begitu arti semua ilmu yang ustadzah ajarkan?” Darsini mengangguk membenarkan tiap kata Pak Imam, diseka matanya yang masih lembab. Maka dalam hati Ia berkata “Memang demikianlah harapan guru sebenarnya, bukan sebaliknya”

Baca selengkapnya »

Membunuh Kebisuan

Kini aku telah berhasil menghancurkan tembok keminderanku dalam berbicara di depan publik. Hampir setiap hari aku diundang untuk menjadi pembicara dalam berbagai seminar mengenai public speaking. Tak ada usaha yang sia-sia jika kamu ingin berubah lebih baik. Tuhan tak akan diam saja dengan segala usaha kerasmu.

Baca selengkapnya »

Gidang Melenggang

Kami menang pikirku, yah kami menang. Kami yang berhak mewakili kecamatan batu ampar di laga kabupaten april nanti. Lebih dari itu ini satu satunya wakil dari dusun penempatanku. Sekolah penempatanku. Artinya ini akan menjadi bukti kalau SDN 18 Batu Ampar layak diperhitungkan paling tidak ditingkat kecamatan. “Alhamdulillah” bisikku. Di depan menanti kompetisi yang sebenarnya. Dalam pada itu aku bersyukur. Gidang melenggang.

Baca selengkapnya »

Nasihat Kokom

Ilustrasi. (Foto: rawmavy.deviantart.com)

“Jika itu menjadi jalan keridhaan Allah, kenapa aku harus merasa sakit? Kau, berhati-hatilah dalam menjemput jodohmu. Mintalah Allah selalu membimbingmu. Dan selalu ingat, menikahlah karena Tuhanmu, agar kau kuat menghadapi badai rumah tanggamu. Dan jangan kau terlalu mencintai pasanganmu, karena itu akan menjadikanmu merasa sakit menerima ketetapan Tuhan untukmu. Sebaik-baik cinta, hanya cinta kepada Tuhanmu"

Baca selengkapnya »

Perjuangan Hidup Janitra

Kini, suamiku telah mengerti akan arti emansipasi wanita, memahami betul bahwa wanita pula memiliki hak yang sederajat dengan lelaki. Setelah aku memberikan seluruh uang hasil jerih payahku sebagai editor dan penulis buku selama lima tahun terakhir ini untuk melunasi hutang suami terhadap perusahaan. Dalam buku-buku yang telah aku terbitkan tak satu pun tertulis namaku, hanya satu huruf yaitu “J” yang amat membingungkan para pembaca. Semua ini demi merahasiakannya kepada suamiku. Namun saat ini aku tidak hidup dengan belenggu harus merahasiakan pekerjaanku lagi dari suami. Sekarang dia sangat mendukung karir dan pekerjaanku. Aku berhasil menggapai impian-impianku yang telah lama bergelantungan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization