Topic
Home / Pemuda / Cerpen (halaman 18)

Cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif.

Satondaku

“Ya, pulau ini sudah dijual Republik kepada kami. Sekarang pulau ini dan kekayaan yang ada di dalamnya adalah milik kami.” Danish ikut berbicara. Telingaku seolah tertimpa cairan panas mendengarnya.

Baca selengkapnya »

Tersenyumlah

Seorang akhwat mendekati kami dengan terburu-buru sambil menunjukkan arah jalan untuk mas Fatih. Sekarang, aku tinggal berdua dengan akhwat yang ternyata adalah Iska yang namanya selalu ada di inbox mas Fatih.

Baca selengkapnya »

Don’t Worry Girls!!  

Yang dulunya Subuh hampir selalu kesiangan, sekarang aku harus bisa bangun lebih dulu dari ibu. yang dulunya harus menerima perintah dari ibu baru kumulai bekerja, sekarang tanpa disuruh pun aku mulai bekerja. Dari cuci piring hingga cuci piring kembali. Begitu setiap hari.

Baca selengkapnya »

Petiklah Mangga Itu, Anakku  

Dia berusaha sesering mungkin mengajak anak-anaknya pergi shalat berjama’ah di masjid. Mereka dilatih mengumandangkan azan dan menjadi imam shalat. Tidak lupa juga memberi teladan akhlaqul karimah di lingkungan sekitar. Di rumah juga dibiasakan untuk mengambil bagian pekerjaan sehari-hari.

Baca selengkapnya »

Surprise Cinta

Ijab Qabul sudah diucapkan, Alghi yang sudah menjadi suamiku semenit yang lalu terus menatapku. Bukan karena aku dandan cantik, tapi karena sebelum dan sesudah ijab qabul mataku tidak mau berhenti mengeluarkan air mata kebahagiaan. Alghi suamiku yang merupakan seorang atlet adalah surprise terindah dari Allah yang kutemukan di jalan dakwah ini.

Baca selengkapnya »

Kekuatan Tulisan

Semua yang ada di sana merasa terharu dengan momen spesial tersebut dan merasakan kehangatan yang luar biasa dalam rumah tangga tersebut. Walaupun hanya kecil yang dilakukannya, akan tetapi hal yang kecil akan menjadi luar biasa jika dilakukan dengan sepenuh hati dan waktu yang tepat.

Baca selengkapnya »

Dia Tanpa Aku  

“Ana harap, Abang tidak marah.” “la...” Bang Anas tersenyum. “Ana tidak marah sama sekali.” Aku mengangkat kepala. Udara lega perlahan mengalir. “Bukan antum yang menolak amanah ini. Pada hakikatnya, Allah tidak memilih antum.”

Baca selengkapnya »

Rinai di Ujung Senja  

“Sudah stadium lanjut, kemungkinan sisa waktu hanya 2 bulan.” Kata seorang dokter yang menangani gadis itu. Dan siapa yang tahu, percakapan itu adalah awal dari keputusasaan yang berlarut-larut. Baginya, tak ada lagi hangatnya mentari pagi, harumnya bunga Seruni, lezatnya buah Durian, dan merdunya kicauan burung Perenjak. Yang ada hanya gumpalan mendung, anyir darah yang membeku, dan rintihan hati.

Baca selengkapnya »

Kiya Galau

Mba Tantri telah membantu Kiya merubah mind set-nya terkait kriteria pendamping. Ikhlas, sebuah kata yang mampu merubah Kiya menjadi pribadi yang sekarang. Karena hanya keikhlasan yang mampu menghadirkan kebahagiaan.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization