Afrika

Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu, mengungkapkan bahwa dirinya berharap Turki dapat menjadi negara asing pertama yang akan membuka kembali kantor diplomasinya di ibu kota Libya setelah terbentuknya pemerintahan baru di Libya akhir Maret 2016.

Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) menyampaikan tuntutan Kamis kemarin (26/5/2016) kepada Pemerintah Persatuan Nasional Libya agar menyerahkan anak tertua mantan Presiden Libya Moammar Qaddafi, Saiful Islam Qaddafi, atas tuduhan terlibat kejahatan kemanusiaan.

Ketua Gerakan An-Nahdhah (Kebangkitan) Tunisia, Syaikh Rasyid Al-Ganusyi, menyatakan (25/5/2016) bahwa pemisahan sisi politik (praktis) dari kegiatan dakwah di dalam tubuh partai untuk mengimbangi perubahan.

Pakar Ekonomi Mesir, Izzuddin Hassanaen merinci untuk apa saja bantuan dari negara Teluk itu. "UEA membantu rezim Mesir sebesar 4 miliar dollar, dengan rincian 2 miliar dollar untuk cadangan devisa dan 2 miliar dollar sisanya untuk investasi,"

Jubir Kementerian Luar Negeri Mesir, Ahmad Abu Zaid, menyatakan bahwa Pemerintah Mesir di Libya sedang menelusuri kebenaran pemberitaan terbunuhnya sejumlah warga Mesir di kota Bani Walid, Libya.

Seperti dikutip dari laman egyptwindow.net, polling yang dilakukan di situs online surat kabar As-Syuruq itu memberikan hasil: 78,4% peserta polling menolak tindakan dari rezim kudeta As-Sisi ini. Kabarnya, rencana penjualan ini dilakukan secara rahasia namun belakang informasinya bocor hingga menyebar ke publik.

Sejumlah media AS mengulas peristiwa pembajakan pesawat Egypt Air tujuan Siprus pada Selasa kemarin (29/3/2016), menyoroti buruknya keamanan bandara di Mesir.

Pesawat domestik ini dibajak saat melukan penerbangan dari Alexandria ke Kairo. Di dalamnya terdapat 81 orang penumpang. Pelaku mengancam pilot bahwa dirinya mengenakan rompi berisikan bom. Karena ancaman itulah, akhirnya pesawat berhasil dipaksa terbang ke Larnaca, Siprus.

Hasan kemudian menambahkan, "Ini merupakan hal yang menghinakan bagi bangsa Mesir. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap dirinya sebagai bintang sepak bola dunia, saya tegaskan kita tidak membutuhkan sepatu Messi. Ia lebih baik menyumbangkan bantunnya kepada lembaga kemanusiaan seperti yang dilakukan oleh bintang sepakbola lainnya."

Pemerintah Tunisia yang didominasi oleh kelompok nasionalis liberal memutuskan untuk menguasai seluruh masjid yang ada di negara itu, dan melarang imam-imam yang tidak memiliki izin resmi dari negara.