Topic
Home / Muhamad Fauzi (halaman 3)

Muhamad Fauzi

Seorang petani di kaki Gunung Ungaran. Mengikuti kegiatan di Muhammadiyah dan halaqah. Meski minim mendapatkan pendidikan formal, pelajaran hidup banyak didapat dari lorong-lorong rumah sakit.

Untuk Dakwah ini, untuk Umat ini

Untuk terwujudnya suatu kondisi yang kondusif, sehingga lebih banyak lagi saudara kita yang terselamatkan, lebih banyak lagi yang mengenal dien ini. Saudara-saudara kita, teman-teman kita, yang belum mengenal dinul Islam ini, sedang mereka banyak berbuat kebaikan pada kita, mereka yang sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi baik, agar bisa terengkuh dalam kebersamaan dalam dien ini, menikmati keindahan Islam ini bersama, membalas kebaikan mereka, menyempurnakan kebaikan yang telah mereka lakukan dengan dinul Islam ini.

Baca selengkapnya »

PKS ataupun PDIP, Sebenarnya Kita Tuh Bersaudara!

“Seringkali kita hanyalah orang kecil yang diperalat oleh tipu daya dunia, kita tak berdaya menghadapi semua belitan fitnah itu. Kita hanya bisa berbuat sebatas kemampuan kita. Bukankah kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa, yang berjanji akan membuka pintu pertolongan-Nya. Pada suatu saat nanti pintu terbuka, terwujud kedamaian yang sebenarnya. Namun sayang sekali, sebelum semua itu terwujud, aku masih akan terus menzhalimimu, menimpakan ketimpangan dan ketidakadilan atasmu, selagi aku mampu melakukannya.”

Baca selengkapnya »

Mewaspadai Upaya Menjebak Saudi di Antara Benturan Sunni-Syiah

Ketika umat Islam berada pada kondisi yang sangat lemah, tidak memiliki kemandirian secara teknologi, termasuk sebatas menjadi pemakai dalam bidang persenjataan militer, sekaligus berhadapan dengan pertarungan strategi yang sengit, diperlukan kemampuan yang baik untuk menempatkan diri di antara benturan berbagai peradaban dunia, bukan sebaliknya. Seolah jalan terbentang, padahal tak ubahnya hanya sebuah jebakan, begitulah dahsyatnya fitnah akhir zaman. Kita perlu mewaspadai jika di balik pergolakan ini ada upaya ‘memursikan’ Saudi sekaligus juga penghancuran bagi Ikhwan.

Baca selengkapnya »

Menohok Amerika, Beda Jepang, Beda Tiongkok

AS terlalu plural, memungkinkan lobi-lobi dari luar memengaruhi kebijakannya. Membuatnya lebih cepat menjadi jenuh, terlalu banyak kepentingan yang bisa menjadi beban. Sejauh mana lobi rival-rival AS masuk ke jantung pusat pengambil keputusannya, dan sejauh mana lobi AS tidak mampu menembus rivalnya. Penting diperhatikan oleh rival-rival AS, dalam menentukan mitra kepentingan, tidak semata berorientasi jangka pendek, tetapi memperhatikan juga aspek ideologi dan religi, untuk terjaminnya suatu loyalitas.

Baca selengkapnya »

Calon Hafizh itu Telah Pergi

Rasa kehilangan itu begitu terasa. Terasa ia terlalu cepat pergi dari kita, tetapi azzam dan semangat yang ia miliki semoga menjadi lebih dekat dengan kita. Mengingatkan kita, menggugah kelalaian kita, bahwasanya usia yang telah diberikan Allah kepada kita, lebih panjang dari usia yang diberikan kepada Kaab, tetapi hafalan kita jauh lebih sedikit. Nikmat yang diberikan Allah kepada kita lebih banyak, tetapi kecintaan kita pada Alquran lebih kecil.

Baca selengkapnya »

Masa’ Islam Kita Kalah dengan Bali?!

Bali selama ini kita persepsikan tak identik dengan Islam. Para pendatang dari luar di Bali kebanyakan memang beragama Islam, tetapi mungkin kita lebih mengasumsikan mereka yang memilih bekerja di sana bukan muslim yang taat. Mungkin kita mengasumsikan muslim yang taat cenderung tidak memilih bekerja di Bali. Tetapi kenyataan yang terjadi, Islam di Bali justru tumbuh menakjubkan.

Baca selengkapnya »

Super Humas

Urgensi humas, tujuan dan tantangannya, tentunya juga harus sinergis dengan bidang-bidang yang lain, beserta upaya menyiapkan sarana-sarana penunjangnya. Perlu policy yang mengorganisir dengan baik. Sebesar apapun aset dan potensi yang tidak terarah secara efektif, bisa tersesat pada jebakan-jebakan suatu permainan, dan justru akan menjadi blunder yang menguntungkan lawan.

Baca selengkapnya »

Di Ambang Syiah?

Kebenaran memang akan menang, keadilan akan tegak, menjadi buah kebaikan bagi kehidupan, tetapi harus melewati berbagai rintangan tersulit. Sedang takdir yang baik senantiasa bersama upaya-upaya terbaik. Tidak dengan cara-cara curang, menghalalkan segala macam cara, tetapi bukan pula sikap bodoh dan mudah diperdaya. Dalam keterbatasannya, di tengah berbagai stigma buruk dan kesulitan yang menimpa, nyatanya tetap terlahir manusia-manusia yang akal pikirnya memiliki kesadaran, yang mengenali Islam sebagai sebuah mutiara, sebuah nilai unggul yang akan menjadi solusi bagi permasalahan dunia. Bukan untuk menguasai dan menaklukkan manusia-manusia lain, tetapi untuk membebaskan mereka untuk mendapatkan kehidupan yang hakiki.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization