Ide pemindahan kedubes AS ke Al-Quds ini pertama kali muncul dari hasil keputusan Kongres AS yang digelar pada tahun 1995. Sejak saat itu presiden terpilih terus menunda mewujudkan agenda ini perenam bulan. Janji kontroversi itu akhirnya diwujudkan oleh Trump usai dirinya terpilih sebagai presiden AS. Israel sendiri sangat mendukung rencana ini, karena mayoritas partai di Israel menginginkan Al-Quds sebagai ibukota negara mereka secara penuh tanpa dibagi-bagi untuk penganut agama Islam.

Mantan PM. Suriah di masa awal meletusnya revolusi ini mengatakan, salah besar, apabila Asad dan sekutunya meyakini sanggup mendesak tentara Oposisi hingga menyerah "Camkanlah, bahwa apa yang kalian inginkan itu tidak akan pernah terwujud," tegas Riyadh memastikan kekuatan Oposisi yang tidak akan menyerah hingga rezim Asad tumbang.

Al-Qaradhawi kemudian tak lupa menuliskan doanya untuk Hamas, agar diberikan kemenangan oleh Allah Swt. "Semoga Allah berikan kemenangan untuk Hamas serta siapa saja yang berjuang untuk Islam demi membebaskan tanah mereka," tulisnya.

Sementara itu kelompok sayap kiri Yahudi menolak keputusan yang menyebut upaya pembangunan tersebut sebagai ancaman terhadap "solusi dua negara" sebagaimana yang didengungkan dunia internasional selama ini. Kelompok ini mengklaim kini hanya tersisa wilayah kecil saja antara permukiman Yahudi dengan kota Beit Jala yang diduduki Israel.

Sudah satu tahun lebih Intifadhah Al-Quds meletus di Palestina. Perlawanan masif dari rakyat Palestina ini terjadi setelah penjajah Israel berulang kali menodai masjid suci Al-Aqsha. Rakyat Palestina dari berbagai kalangan melakukan perlawanan, salah satunya yang fenomenal melawan dengan bersenjatakan pisau. Berulang kali aksi penikaman terhadap penjajah Israel terjadi dan kondisi ini membuat mereka merasa ketakutan ketika berdekatan dengan orang Palestina.

Pernyataan ini disampaikan Yildirim dalam konferensi Parlemen untuk Al-Quds yang digelar di kota Istanbul. Dalam kesempatan itu ia juga mengatakan bahwa negara Turki telah berkontribusi dan memiliki tanggungjawab terhadap sejarah Al-Quds.

Petinggi Hamas yang tinggal di Qatar itu dengan optimis menyatakan, bahwa kaum muslimin tidak pernah alfa dalam memberikan perhatian terhadap Al-Quds dan Palestina.

Dalam perjalanan voting ini, pro dan kontra terjadi di parlemen Knesset Isral. Protes dari warga Palestina yang berada di Palestina 48 juga terus terjadi. Sehingga membuat kondisi semakin memanas.

Erdogan kemudian menambahkan, perampasan terhadap hak-hak warga Palestina merupakan akar dari masalah yang ada di wilayah Timur Tengah, dan keputusan yang dikeluarkan oleh PBB tidak cukup untuk menyudahi kezaliman itu. Karena menurutnya, dalam faktanya keputusan itu dipengaruhi oleh siapa yang memiliki kekuatan dan bukan menjadi keputusan yang berkekuatan.

Jubir PBB, Estefan Dogrec dalam jumpa persnya mengatakan, saat ini pihaknya telah mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok kepada etnis Rohingya yang menempati wilayah Arakan, namun bantuan kemanusiaan tersebut distop oleh pihak pemerintah Myanmar.