Pihak kepolisian Israel menyerbu masjid Al-Aqsha pada dini hari kemarin, Selasa (14/10/2014) dengan membawa pasukan dalam jumlah besar. Mereka mengusir warga Palestina yang bertahan di dalam masjid. Setelah itu, aparat penjajah mempersilahkan para pemukim Yahudi untuk masuk ke areal masjid Al-Aqsha dengan mendapatkan pengawalan ketaat. Israel berdalih para pemukim datang untuk menjalankan ritual ibadah mereka. Israel berulang kali menodai masjid Al-Aqsha, dan hal ini merupakan upaya dari Israel untuk membagi masjid Al-Aqsha dengan cara memberi izin kepada gerakan ekstrem Kanan Yahudi untuk berulangkali masuk ke masjid suci Al-Aqsha.

Para petinggi militer di batalion Izzuddin Al-Qassam mengaku menolak memberikan informasi secara gratis terkait jasad dan tentara Israel yang ditawan Hamas. Sejauh ini pihak Hamas telah berhasil memecah tema perundingan, antara perundingan gencatan senjata dan perundingan terkait penawanan tentara dan jasad militer Israel.

Menlu Perancis, Laurent Fabius pada hari Selasa (14/10/2014) mengatakan, bahwa Paris akan mengakui kedaulatan negara Palestina, apabila hal tersebut dapat mewujudkan perdamaian dan bukan sekedar sikap simbolis saja.

Menurut Arabi, dengan adanya bentuk pengakuan ini, berarti pemerintahan Inggris telah konsisten secara politik untuk memenuhi keinginan rakyat Inggris secara keseluruhan.

P.A.C melalui surat yang diterima kantor berita Palestina, Safa, menyebutkan bahwa konferensi internasional tersebut tidak menempatkan Israel sebagai pihak yang bertanggungjawab secara UU Internasional dan juga moral, padahal mereka telah melakukan kejahatan kemanusiaan dalam agresi militer selama 51 hari terhadap Jalur Gaza.

Jubir Izzuddin Al-Qassam dalam acara festival dengan tema, "Syujaiyah, istana kebebasan dan pintu kemenangan" mengumumkan dibukanya rekrutmen militer di batalion Al-Qassam untuk para pemuda Jalur Gaza. Bagi pemuda Gaza yang berminat mengikuti rekrutmen ini bisa menghubungi pihak Al-Qassam.

Menurut kemenkes Gaza bahwa pihak Bank Islam untuk Pembangunan di Arab Saudi telah bersiap memberikan bantuan dana untuk mengakhiri krisis ini. Karena krisis ini beberap rumah sakit di Jalur Gaza terancam tidak beroperasi kembali, hal tersebut tentu akan mengancam jiwa para pasien yang sedang dirawat.

“Permasalahan Palestina tidak hanya ketika konflik saja, namun hingga detik ini pun kondisi di sana masih bergolak," jelas Saiful. "Zionis Israel terus berupaya untuk merobohkan masjid suci Al-Aqsha. Namun sayangnya, sedikit sekali media yang mengangkat kondisi buruk seperti ini,” tambahnya.

Warga Israel banyak yang memilih pindah keluar negeri, karena semakin tingginya beaya hidup di Israel. Beberapa tahun terakhir banyak dari bangsa Israel yang ingin pindah ke Berlin Jerman setelah banyak dari mereka yang melarikan diri pada peranga dunia kedua. Mereka mengatakan, bangsa Yahudi dahulu melakukan eksodus besar-besaran dari Jerman karena khawaatir akan dibunuh dalam peperangan dan bukan membela diri kaum Zionis disana.

Dalam perrtemuan perdananya yang dihadiri oleh para petinggi faksi Palestina, anggota Majelis Syura dan beberapa mantan menteri yang ada di Jalur Gaza, Haniah menambahkan, bangsa Palestina khususnya di Jalur Gaza, menunggu langkah konkrit untuk merealisasikan persatuan dan upaya untuk mengoptimalkan rekonstruksi Gaza yang hancur akibat serangan Israel.