Melalui press rilis yang dikutip situs safa.ps, Kamis (30/3/2017) Otoritas Palestina menuliskan dalam memperingati hari bumi ke-41, bangsa Palestina memperingati hari bumi tanggal 30 Maret setiap tahunnya. Peristiwa itu berawal dari kebijakan merampas 21 hektar tanah Palestina pada tahun 1976. Bentrokan kemudian terjadi hingga menyebabkan 6 orang Palestina syahid dan ratusan lainnya luka-luka. Padahal aksi penolakan terhadap kebijakan zalim Israel tersebut berjalan damai.

Seyogianya, Hari Bumi bukan sekadar peringatan akan nestapa yang dialami rakyat Palestina. Namun, menjadi momen bersama untuk menyeru nurani umat manusia agar membantu dan membela bangsa yang masih terjajah dan dirampas tanahnya,agar kembali mendapatkan hak mereka dan hidup merdeka. Memenuhi seruan kemanusiaan ini merupakan sebuah kemestian, bahkan kewajiban antarsesama mukmin, karena sesama mukmin adalah saudara. Allah SWT berfirman,

Media Yordania yang meliput jalannya acara hingga KTT selesai melaporkan tidak ada keterangan lebih lanjut dari delegasi Mesir alasan mereka keluar aula ketika pimpinan Qatar menyampaikan sambutan.

Sebagaimana yang diberitakan situs anadolu, aa.com.tr, diantara poin pembahasan terkait dengan Palestina adalah, menyepakati permasalahan Palestina dengan menjadikannya permasalahan bersama umat Islam dan bangsa Arab, dan menjadikan Al-Quds timur sebagai ibukota Palestina. Lalu menolak terhadap pencalonan Israel sebagai anggota DK PBB tahun 2019-2020 serta mengutuk politik permukiman Israel.

Perlawanan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap distorsi sejarah yang dilakukan penjajah Israel dan penghilangan identitas orang-orang Palestina dari tanah kelahirannya.

Berdasarkan kesaksian mereka yang ditangkap, diceritakan bahwa aparat keamanan Suriah melakukan hal yang tidak manusiawi terhadap pengungsi Palestina yang ditangkap, khususnya kepada kaum wanita.

Dewan inisiatif perdamaian dalam KTT Arab akan membahas kebijakan penolakan terhadap pencalonan Israel sebagai anggota DK PBB tahun 2019 dan 2020, serta mengeluarkan sikap mengutuk campur tangan Taheran Iran dalam urusan negara-negara Arab.

Kedua kerajaan tersebut mengaku khawatir dengan adanya campur tangan Taheran ke dalam urusan dalam negeri negara-negara di kawasan.

Farhan Haq, wakil jubir sekjend PBB dalam konferensi pers di kantor pusat New York mengatakan, berdasarkan laporan dari UNICEF, sebanyak 22 juta jiwa anak-anak alami kelaparan, terkena penyakit, terusir dari negerinya dan tidak dapat sekolah. Mereka berasal dari empat negara, yaitu Nigeria, Sudan, Somalia dan Yaman.

Para demonstran menggunakan baju-baju rahib berwarna hitam. Salah seorang demonstran mengatakan lebih baik ditembak daripada mengikuti program otoritas Israel.