Topic
Home / Farid Nu'man Hasan (halaman 7)

Farid Nu'man Hasan

Lahir di Jakarta, Juni 1978. Alumni S1 Sastra Arab UI Depok (1996 - 2000). Pengajar di Bimbingan Konsultasi Belajar Nurul Fikri sejak tahun 1999, dan seorang muballigh. Juga pengisi majelis ta'lim di beberapa masjid, dan perkantoran. Pernah juga tugas dakwah di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, selama dua tahun. Tinggal di Depok, Jawa Barat.

Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-7): Celaan Terhadap Bid’ah, Kelompok Bid’ah, dan Pelakunya

Khawarij yang amat mudah mengkafirkan sesama muslim diwakili oleh LDII, NII, dan kelompok manapun yang mengkafirkan sesama muslim lantaran belum masuk kelompoknya. Mu’tazilah dan Qadariyah, sebuah kelompok rasional ekstrem, telah diwakili oleh JIL yang lebih mendahulukan akal di atas nash. Semuanya adalah neo tetapi isinya sama saja, dan mudah diketahui bagi ahli ilmu.

Baca selengkapnya »

Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-5): Madzhab dalam Menyikapi ‘Kehendak Perbuatan Manusia’

Allah memberikan petunjuk kepada Ahlus Sunnah untuk menjadikan mereka pertengahan di antara dua kelompok di atas. Mereka mengatakan: Allah menciptakan manusia dan perbuatannya. Manusialah yang melakukan hakikatnya, dan mereka dianugerahi kehendak dan kemauan (qudrah) untuk berbuat. Allah-lah yang menciptakan mereka dan menciptakan kehendak (qudrah) tersebut

Baca selengkapnya »

Ilmu dan Hobi Duniawi Bisakah Sebagai Sarana Ibadah?

Pada hakikatnya, ilmu-ilmu tersebut –yang dianggap ilmu dunia- adalah baik, mulia, bahkan bisa menjadi wajib untuk mempelajarinya dan mengajarkannya. Sehingga dia bisa bernilai ibadah dan sarana ketundukan kita kepada Allah Ta’ala. Inilah yang perlu disampaikan pula kepada para mahasiswa yang menggeluti ilmu-ilmu ini. Sehingga, anak-anak eksak dan sosial, tidak boleh merasa minder dibanding anak-anak pesantren.

Baca selengkapnya »

Al-Madzahib al-Islamiyah (Bagian ke-2): Madzhab dalam Aqidah

Sedangkan, kelompok mayoritas tetap memuliakan Ali dan Muawiyah, dan orang-orang yang terlibat dalam perundingan. Karena semuanya adalah sahabat nabi yang mulia, dan masing-masing mempunyai keistimewaan. Para ulama mengatakan, keduanya berijtihad. Hanya saja, pihak yang benar adalah Ali. Sedangkan Mu’awiyah keliru. Namun, kesalahan dalam ijtihad mendapatkan pahala satu.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization