Topic
Home / Ario Muhammad (halaman 2)

Ario Muhammad

Terlahir dengan nama Ario Muhammad tanggal 14 September 1987, di pelosok utara Halmahera. Sampai sekarang orang mengenal kecamatan tersebut sebagai salah satu lokasi awal terjadinya kerusahan SARA diawal tahun 2000-an. Malifut, sebuah kecamatan kecil di Halmahera Utara. Sudah hampir 2 tahun saya belum sempat menginjakkan kaki lagi di tanah kelahiran. Ingin sejenak mengenang sungai kecil tempat men...ceburkan diri dan belajar berenang ketika masih berseragam merah putih. Ingin sejenak bercerita pada sungai-sungai jernih yang sering menemani soreku bersama para sahabat untuk menangkap udang, ikan atau sejenisnya, kemudian diperlihara secara sederhana dirumah. Meski akhirnya, selang beberapa hari, peliharaan-peliharaan itu harus mati karena tak cukup oksigen. Buatku, masa kecil hingga remaja akan sangat mempengaruhi pola hidupmu dalam tahun-tahun mendatang. Kenangan hidup didaerah pelosok adalah wangi harum bumi yang merasuk erat di dalam tubuhku. Menghabiskan hari dengan memancing ikan, meski dengan itu harus sedikit nakal karena tak menuruti perintah ayah-ibu untuk tidur, adalah kenangan-kenangan hidup yang terlalu sulit untuk sekedar kulupakan. Juga menghabiskan malam di surau kecil dengan terang lampu yang tidak sebercahaya di kota, membuatku duduk menyepi sambil menghafal ayat demi ayat di Juz Amma, kemudian melaporkan kepada Ustad-ku yang sudah siap dengan rotan bambu-nya yang cukup membuat betis pedia jika salah dalam berbuat. Sungai, bukit, hutan, mengaji, bermain sepuasnya, adalah hari-hari yang mengagumkan dan menjadi kenangan terindah dalam hidupku.

Sayangnya, alam tak mau menempatkanku berlama-lama dengannya. Tahun 1999, di akhir tahun seingatku. Semua penghuni rumah dibangunkan karena kerusuhan SARA baru saja bergolak. Memasuki fase baru dalam hidup yang jauh berbeda dengan sebelumnya, tentu membuatmu tegang. Dulu, yang biasanya kuhabiskan sore dengan memanen sayur atau tanaman di kebun luas milik kakakku, kini harus berganti dengan deruan pukulan tiang listrik, membuat bom, hingga berita-berita tentang kematian demi kematian. 2 tahun masa itu kulewati hingga rasanya sangat kebal ketika menyaksikan perang, melihat mayat, hingga termenung memandang puing-puing rumah yang terbakar.

Memasuki awal 2000, akirnya semua harta keluarga ludes, terbakar, dan hanya meninggalkan puing sejarah yang terlalu kelam untuk sekedar di kenang.

Kujejakkan kakiku di Ibu kota Provinsi Maluku Utara kala itu. Ternate namanya� Cukup prestisius dimataku. Karena setidaknya, aku bisa menyaksikan mobil yang banyak lalu lalang, menyaksikan teriakan orang-orang di pasar-pasar yang cukup ramai. Semuanya mengingatkanku dengan kebiasaan menghitung jumlah kendaraan yang lewat di depan warung kecil keluargaku. Sering sekali kuhitung berapa jumlah motor yang lalu lalang dalam 3 atau 4 jam, kemudian membayangkan, kapan kira-kira tempat kelahiranku ini menjadi ramai seperti kota-kota yang ada di tayangan televisi yang kusaksikan. Mungkin semegah Surabaya, ketika kukunjungi dalam usiaku yang ke 11. Atau seluas Bau-bau yang kecil namun berkesan bersama penjual madu yang melimpah. Itu impian sederhana dari seorang Ario kecil. Terlihat aneh jika kuingat-ingat sekarang :)

Ternate, buatku adalah awal gerbang kompetisi. Menikmati masa SMP di SMP N. 4 Ternate, kemudian menamatkan SMA di SMA N. 1 Ternate, adalah bagian dari cerita hidup yang selalu dahsyat untuk di kenang. Menghabiskan masa remaja bersama berbagai aktivitas dan banyaknya karakter menumbuhkan semangat tersendiri buat saya untuk sekedar memahami lebih dalam tentang kehidupan itu sendiri. Hingga ketika berumur 17 tahun, sebuah musibah kecil menimpa keluargaku, yang kemudian, akhirnya menyatukan kepingan-kepingan kerapuhan dalam diriku untuk mengajaknya bertahan, terus berirama dan beresonansi bersama nyanyian hidup yang mau tidak mau harus ku teruskan. Setidaknya, episode kecil itu membuatku lebih memahami siapa kekuatan Maha Dahsyat dibalik takdir yang terjadi dalam kehidupan seseorang. Peristiwa kecil ini juga mempererat tali cinta antara aku bersama bidadari-bidadari-ku dalam keluarga kami. Mungkin jarang terucap, namun kami punya cara untuk sekedar saling merasa tentang keadaan kami yang masih sama-sama belajar. Mereka, saudara-saudariku, adalah sosok pemberi sejuta inspirasi, juga sosok-sosok hangat yang selalu mengerti siapa aku dan bagaimana aku dengan segala keterbatasannya. Mereka pula yang akhirnya mampu menafsirkan, bagaimana seharusnya hidup itu bertransformasi, bagaimana seharusnya sebuah hubungan darah mampu terbangun dan menjadikan istana kehidupan kita berseinergi bersama keinginan alam yang matu tidak mau harus kita hadapi. Merekalah guruku.. Merekalah inspirasi yang takkan pernah kendur, dan takkan pernah habis dimakan zaman.

Dan akhirnya, 4 tahun adalah waktu yang cukup untuk sekedar menghabiskan hariku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pilihan menjadi seorang Insinyur adalah takdir yang harus kutulis dan kujalani. Hingga dalam perjalananku, aku menemukan mereka-mereka yang menggetarkan. Meski hanya lewat ucap, lewat laku, atau bahkan hanya dari buku-buku. 4 tahun bersama Yogyakarta, membuat karakterku tumbuh dengan segala �warna� yang ada padanya. Mengenal pribadi-pribadi Al-qur�an di kota ini telah menyihir segala pemahamanku tentang hidup dan orientasi dalam menjalaninya. Mungkin saya tidak merasa, namun sejatinya, pengaruh-pengaruh mereka telah membentuk karakter dan idealisme yang baru. Semuanya kudefenisikan sebagai proses perubahan. Hidup sangat dinamis, jika karaktermu tetap sama dalam bilangan tahun yang terus terlewati, maka ada yang salah dengan ke-dinamis-anmu. Maka dinamisasi jugalah yang membuat karakter siapapun ikut berubah. Satu hal penting yang tak boleh hilang. Proses transformasi ini harus senantiasa kembali kepada-Nya, berjalan dalam jalur-Nya, dan berkembang sesuai dengan titah-Nya.

2 September 2009. Kumulai menuliskan episode baru dalam hidupku. Sebuah transformasi hidup yang juga baru akan kujalani. Di negeri formosa, akan kulukis cerita, kucatatkan pelangi pada langit-langitnya hingga nanti semua kumpulan episode ini menjadi berharga dimata-Nya. Taiwan Technology atau National Taiwan University of Science and Technology adalah tempat dimana kutitahkan semua perjalanan ini. Membuat cerita baru di tempat yang baru tentu perlu adaptasi yang keras juga membutuhkan proses dan waktu yang memadai. Semoga cerita di formosa, menjadi kenangan indah, seperti kenangan masa kecilku, remajaku, hingga menjemput tranformasi hidup di bumi Yogyakarta.

2 Tahun, akan kujalani cerita bersama tumpukan paper, tugas kuliah, dan tentunya bermacam aktivitas yang akan menemaniku untuk membentuk karakter yang lebih utuh. Anggap saja ini adalah �jalan-jalan�. cerita �jalan-jalan� untuk merebut �jalan� panjang menuju syurga-Nya, jalan sederhana yang sengaja tergariskan oleh-Nya untuk menguji apakah sosok Ario akan terlindas oleh zaman atau akan kokoh bersama waktu. Semoga proses ini menumbuhkan siapapun yang melewatinya, menumbuhkan sakura hingga bersemi, mencairkan salju hingga datang panas, dan mengeringkan suhu yang sering membuatku menggigil ketika musim dingin tiba.

Alhamdulillah, sebelum menggenapi cita-cita untuk lulus master dari Taiwan Technology, aku meminang seorang gadis Trenggalek, Ratih Nur Esti Anggraini dengan mengcuapkan mitsaqan Ghaliza pada tanggal 2 Juli 2011. Dan 17 hari kemudian, Allah memberikan hadiah indah yang lain, di hadapan Prof. Yang CC (NTOU), Dr. Wang H. (China Consultant Inc.), Prof. Chun, Tao Chen (Taiwan Tech), dan Advisor saya, Prof. Chang Ta Peng, saya berhasil mempertahankan Thesis saya dan mendapatkan gelar M.Sc.(Eng) atau MSE.

Saat ini, saya bersama Istri sedang menikmati episode baru menjadi sepasang suami-istri yang semoga dapat saling mencintai karena Allah satu sama lain.

teruslah berjuang kawan, karena episode hidup selalu akan bertransformasi mengikuti usahamu.

Mungkin Karena Kita…

Mungkin karena kita masih tetap di sini, di balik selimut yang hangat serta bantal kepala yang empuk untuk ditiduri, kita masih pulas di sana, dalam buaian mimpi yang terus menjejali, juga kelelahan-kelelahan yang sering terjadi karena memang kita meng-alpa-i diri. Kita memang masih di sini, di tumpukan kemalasan sedang matahari sudah mulai terbit dari timur, sedang embun pagi mulai membasahi bumi yang dingin.

Baca selengkapnya »

Mimpi Yang Belum Tergapai

Bismillah… Di setiap kemungkinan yang tersedia, selalu ada banyak kesempatan untuk memberi kita ruang dalam belajar. Entah ia sedikit menyengat kesadaran kita, atau menghentakkan rasionalitas kita pada keterpurukan terhebat. Tetaplah, setiap kejadian sejatinya ia memiliki kelayakan yang sangat pantas untuk dimaknai. Maka seperti itulah gugusan hikmah yang Allah sediakan untuk kita.

Baca selengkapnya »

Pantaskah Kita?

Bismillah… Dalam getaran yang berlalu seperti hari-hari sebelumnya. KAU hadir kembali menghentakkan seluruh jiwa agar tunduk kembali pada-Mu. Seperti senja yang selalu terkenang, kemudian gerimis di awal malam yang dingin dan membekukan, memoar-memoar itu kembali terjadi namun dalam bahasa yang tak biasa. Kali ini terasa berbeda. Ketika satu persatu perenungan mulai menggugurkan keangkuhanku agar lebih merasa bahwa sungguh, tak ada yang lebih mulia selain keshalihan yang berbalut dengan hati yang ikhlas dalam beramal hanya karena-Mu.

Baca selengkapnya »

Dalam Bilangan Hari

Sudah bilangan hari, tak terjamah detik yang terlewati. Getar-getar itu masih sering menghampiri. Allah… Betapa hati tunduk pada-Mu, betapa rindu itu meluap-luap membuncah dalam bilik jiwaku. Tertunduk pasrah dalam sujud-sujud panjang kepada-Mu. Betapa aku mencintai hening bersama-Mu, merindui jamuan nikmatnya tangisan hanya berdua dengan-Mu, detik-detik itu begitu mengagumkan untuk sekedar terangkum di dalam diri.

Baca selengkapnya »

Untuk Semua Keinginan

Untuk semua laku kami yang belum sempurna dan masih setengah-setengah dalam beramal, masihkah diri ini mampu untuk terus memiliki-Mu, sedang merindui-Mu setiap waktu bukanlah perkara mudah dan melengkapkan hati kami hanya dengan-Mu bukanlah segampang berbicara. Kemudian, bilakah hari-hari kami yang sunyi tanpa sujud-sujud panjang dalam nafas ketundukan kepada-Mu terus bergulir bersama waktu.

Baca selengkapnya »

Mimpi Yang Tak Tergapai

Bismillah... Di setiap kemungkinan yang tersedia, selalu ada banyak kesempatan untuk memberi kita ruang dalam belajar. Entah ia sedikit menyengat kesadaran kita, atau menghentakkan rasionalitas kita pada keterpurukan terhebat. Tetaplah, setiap kejadian sejatinya ia memiliki kelayakan yang sangat pantas untuk dimaknai. Maka seperti itulah gugusan hikmah yang Allah sediakan untuk kita. Sebuah kalimat sederhana pernah terdengar dan sangat berkesan bagi saya..

Baca selengkapnya »

Sketsa Ramadhan (1)

Bismillah… Ketika matahari akhirnya bersinar terang lalu birunya langit ada dalam hitungan-hitungan detik di siang hari. Semesta seakan bertasbih, bernyanyi riang bersama waktu yang berkejaran di bulan mulia ini. Inilah Ramadhan-Mu, bulan yang telah dinanti oleh para penghamba-Mu, waktu yang telah ditunggu oleh mereka yang rindu kepada-Mu, saat yang selalu dirindui oleh mereka yang benar-benar mencintai-Mu.

Baca selengkapnya »

Ketika Terpuruk

Bismillah… Ada masa dimana seseorang terjatuh dalam keterpurukan. Hati seperti membusuk, rusak, kosong dan tak berpenghuni. Tahukah kau apa yang sebenarnya terjadi? Hatinya sedang tak tertulis nama-Nya. Allah dengan segala keindahan-Nya adalah penerang bagi jiwa-jiwa yang resah, penghangat bagi hati yang terasa beku dan selalu saja memberikan setumpuk harap bagi mereka yang keyakinannya menipis. Hati, dalam sebuah pesan Rasulullah SAW, adalah Raja bagi tubuh kita.

Baca selengkapnya »

Gelisah dan Kerinduan

Bismillah… Subuh ini, sengaja ku panjangkan tilawahku. Hati masih tak bisa tenang, penggalan Q.S Saba terus bergema. Meraba hati, semoga saja ia masih terpulang pada-Nya. Di setiap gelisah, Allah-lah penawarnya. Tetesan cahaya-Nya kadang meleburkan semua keresahan. Mengairi padang tandus yang sudah terlalu kemarau karena kemaksiatan dan kerisauan akan dunia. Di setiap gelisah, coba tengoklah jiwa, adakah Allah di sana ? Jika tak ada, maka carilah DIA. Leburkan jiwamu bersama tasbih untuk-Nya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization