Topic
Home / Ale Ikhwan Jumali (halaman 2)

Ale Ikhwan Jumali

Single fighter yang ayah-able | Petani Muda Berdasi | Wirausahawan | Pusat Al-Qur'an Terpadu | Barkasmal Jogja

Jodoh: Bukan Dengan Siapanya, Tapi Bagaimana Proses Mendapatkannya

Maka tak begitu penting lagi harus dengan siapa kita menikah dan menjalani hidup nantinya. Apakah dengan orang yang tidak kita kenal, dengan orang yang kita kenal, dengan orang yang sering satu amanah, dengan orang yang pernah kita benci, ataukah dengan orang yang memang sudah kita cintai. Tak masalah! Karena masih jauh lebih penting lagi memikirkan bagaimana proses kita untuk menjemput dan mendapatkannya. Daripada sekedar memikirkan kita akan hidup dengan siapa nantinya.

Baca selengkapnya »

Ukhuwah Qabla Amanah

Sehebat apapun kapasitas kita, jika berjuang sendirian akan terasa lebih melelahkan. Untuk itulah, tepat kiranya jika kalimat “Al-Ukhuwah Qabla Amanah” menjadi pegangan bagi para aktivis dan pegiat dakwah. Ciptakan ukhuwah yang harmonis dan penuh kenikmatan, kemudian bekerja dalam amanah apapun akan terasa lebih menyenangkan. Insya Allah.

Baca selengkapnya »

Beginilah Seorang Jundi Seharusnya Bekerja

Kami masih akan tetap rutin pekanan, kami masih akan tetap bekerja meski dalam senyap, kami masih akan berusaha lagi, dan lagi, dan laginya lagi. Karena harapan itu masih akan tetap ada. Di sini, di hati kami. Ada sakinah yang menggelora. Masa-masa sulit sudah terlalu sering kami lewati, hingga kami benar-benar lupa, yang mana rasa sakit dan yang mana bahagia.

Baca selengkapnya »

Pemilu 2014: Murabbi dan Mutarabbi Jangan Bercerai

Doktrin bagi murabbi saat membina adalah: Al Islam Qabla Jamaah, memahamkan kepada islam dulu baru mengenalkan kepada jamaah. Ini tidak cukup hanya dengan sehari dua hari, sebulan dua bulan, butuh waktu bertahun-tahun untuk mengawal misi besar ini. Maka karenanya murabbi adalah makhluk ajaib yang harus lebih qawy (kuat) dan lebih panjang kesabarannya ketimbang kader partai lainnya.

Baca selengkapnya »

Surat Cinta untuk Para Haters

Kau minta aku berjuang, tapi kau melemahkan peran–peran yang aku lakukan. Kau suruh aku bekerja, tapi saat aku bekerja kau tuduh aku riya’ dan cari muka. Kemudian aku memilih bekerja dalam senyap saja, sebagaimana yang kau ajarkan agar aku ikhlas beramal. Tapi saat aku tak pernah nampak bekerja, dan tak kelihatan di media, kau bilang aku lemah tanpa daya. Apa aku diam saja?

Baca selengkapnya »
Figure
Organization