Topic
Home / Abi Sabila (halaman 2)

Abi Sabila

Seorang pembaca yang sedang belajar menulis.

Dengan Lima Ribu Rupiah, Anda Bebas Marah?

Angkutan umum jurusan Depok – Pasar Minggu ini hanya membawa lima penumpang, satu duduk di depan, empat lainnya di belakang, dan tetap demikian hingga kami sampai di tujuan. Maklum saja, jam tiga pagi, siapa pula yang rela memutus mimpi, meninggalkan selimut hangatnya kecuali orang-orang yang karena kebutuhan, pekerjaan atau terpaksa oleh keadaan.

Baca selengkapnya »

Biasa dan Sementara

Ya Allah, jika boleh aku meminta, mohon sepanjang hari esok jangan Engkau turunkan hujan agar acara dapat berjalan seperti yang kami harapkan. Itu adalah satu dari sekian doa yang Ahmad panjatkan sebelum merebahkan tubuh lelahnya di atas pembaringan. Tapi manusia hanya bisa berencana, berupaya dan juga berdoa, Allahlah yang mengatur, menentukan alur dan akhir ceritanya.

Baca selengkapnya »

Hari Baikmu? Ya Hari Itu!

Aku baru saja menutup Al Quran Cordoba kiriman seseorang yang tak mau menyebutkan namanya, tapi kutahu siapa dia, saat handphone di meja bergetar, pertanda ada yang menghubungi nomorku. Meski tak sempat melihat nama yang tertera di layar, tapi aku hafal siapa pemilik suara di seberang sana.

Baca selengkapnya »

Mendadak Dhuafa

Saat itu Fulan menyampaikan alasan mengapa ia berencana berkurban di kampung halamannya. Selain ingin berbagi dengan warga di sana, juga karena Fulan merasa panitia kurban di lingkungan tempat tinggalnya kurang amanah. Pembagian daging kurban yang tidak tepat sasaran membuat Fulan berpikir ulang.

Baca selengkapnya »

Lakukan yang Seharusnya Dilakukan

Bila mataku melebar, sungguh bukan karena aku marah, tapi karena kekhawatiranku menjadi kenyataan. Meski sudah direncanakan jauh-jauh hari, ternyata Fulan lupa membawa buku kuliahnya. Celakanya, hanya dengan buku tersebut Fulan bisa mengerjakan tugas dari dosen S2 nya. Juga ia tak mempunyai waktu lagi untuk mengerjakan tugas tersebut kecuali di sela-sela acara.

Baca selengkapnya »

Spanyol

Pertama kali dengar, aku mengira Fulan salah ucap. Yang kutahu selama ini, orang lebih sering menyebut produk-produk China harganya lebih murah dibanding produk impor dari negara lainnya. Tapi Fulan tak hanya menyebutkan sekali, lebih dari tiga kali menyebut barang Spanyol lebih murah dari produk manapun, termasuk dalam negeri, memancing aku untuk bertanya, bagaimana ia bisa seyakin itu?

Baca selengkapnya »

Tak Seperti Yang Terlihat

Fulan menepuk pundakku, meminta aku menghentikan sejenak aktivitasku. Arah telunjuknya menuntun pandanganku pada sosok Ahmad yang berjalan santai menuju meja kerjanya. Aku hanya tersenyum saat Fulan berbisik pelan, "Ahmad sedang dilanda puber kedua."

Baca selengkapnya »

Hati-Hati Berinvestasi

Berita penipuan yang kubaca hari ini mengingatkanku pada Fulan, salah seorang korban investasi ribawi yang dikoordinir rekan kerjanya sendiri. Sudah banyak yang mengingatkan, tapi selalu Fulan abaikan. Ia terlanjur termakan omongan sang koordinator yang belakangan baru sadar kalau dirinya pun menjadi korban upline-nya.

Baca selengkapnya »
Figure
Organization