Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Pulanglah

Pulanglah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Ahmad Fauzi)

dakwatuna.com

Matahari telah terbit bersinar di ufuk timur
Menyinari tubuh letih nan lelahku
Terpapar dunia tiada henti
Menunggu panggilan pulang untuk berhenti

Sekejap pandangan terkaburkan lamunan
Membawaku menjelajah fakta berhamburan
Tentang sesuatu yang semakin tak karuan
Yang mengusik jiwa dengan rintihan

Duniaku kini semakin lelah
Karena kebenaran yang kian punah
Karena kebohongan kian berbuah
Menutupi kebenaran kian parah

Sesekali ia berguncang tanda rintihan
Mengirim gelombang tanda kegelisahan
Bersama tanah, air, dan angin beriringan
Berusaha menyentuh jiwa yang masih kini tertelan

Cukuplah sudah wahai penjelajah bumi
Usiamu kian lama kian terkurangi
Semakinlah kian dekat maut mengintai
Semakinlah kian dekat untuk dihakimi

Kembalilah, susurilah jalan pulang
Kumpulkanlah bekal untuk pulang
Bersihkan dirimu sebelum pulang
Karena pasti dirimu akan pulang

Bukalah tirai kebohongan itu
Agar kebenaran tersingkap selalu
Meskipun taruhannya jiwamu
Karena itu perintah Tuhanmu

Percayalah, lelahmu adalah sinarmu
Yang menyinarimu dalam gelapnya kuburmu
Menunggu dalam kenikmatan Tuhanmu
Tuhanmu yang tak akan pernah mengecewakanmu

(dakwatuna/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
Mahasiswa S1 Fakultas Teknik UI, pegiat ilmu keislaman dan sejarah islam, dan seorang yang mencoba peduli terhadap sekitar

Lihat Juga

Sekelumit tentang Pulang Kampung

Figure
Organization