Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Teater Kehidupan

Teater Kehidupan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Unsplash)

dakwatuna.com – “Dan tidaklah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan permainan belaka, dan sesungguhnya perumahan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, jikalau mereka mengetahui”. (QS. Al-Ankabut: 64)

Kehidupan di dunia dalam agama digambarkan sebagai sebuah panggung sandiwara/drama. Sebagaimana pada umumnya, dalam sebuah sandiwara dibangun akan terbentuk dengan adanya sutradara yang akan memberikan pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dalam pementasan sandiwara, para aktor sebagai orang yang memainkan peran dengan karakter tertentu sesuai dengan skrip dari sutradara dalam sebuah sandiwara, serta sebuah naskah atau skrip yang menjadi nyawa dalam sebuah sandiwara.

Al-Quran memberikan tamtsilan yang tepat terhadap kehidupan kita didunia. Al-Quran menganalogikan kita manusia sebagai para aktor (pria) atau aktris (wanita) yang harus menjalani peran kita secara totalitas untuk memenuhi aturan skenario terbaik dari sang Sutradara, yaitu Allah SWT.

Skrip sebagai pedoman yang paling penting bagi setiap aktor atau aktris dalam menjalankan perannya dalam sebuah sandiwara, seorang aktor atau aktris akan dinilai dengan seberapa bagusnya mereka dalam memerankan ide dari sang Sutradara. Bagi yang memerankan karakter dengan sangat baik, maka ia akan dimasukkan dalam nominasi award dan mendapatkan penghargaan yang luar biasa.

Sesuai dengan analogi di atas, dalam kehidupan sehari-hari, kita mendapatkan peran yang berbeda-beda dan memberikan manfaat masing-masing. Peran yang kita dapatkan saling bersinergis antara satu yang lain dalam sebuah kehidupan sandiwara. Namun kita diharapkan untuk dapat memilih peran yang terbaik di dalam hidup. Peran yang hebat bukan dilihat dari sudut pandang dari jenis profesi atau pekerjaan yang kita pilih, tetapi dari seberapa hebatnya kita dalam menghayati dan melakoni skrip kehidupan yang ditetapkan oleh Allah SWT terhadap kita, sehingga menghasilkan aktor atau aktris yang hebat.

Skrip yang telah Allah tentukan kepada umat manusia merupakan sebuah skenario agung. Namun sebuah naskah yang luar biasa, akan tetap buruk ketika diperankan oleh aktor atau aktris yang buruk. Begitu juga Allah akan memberikan pahala yang setimpal bagi setiap aktor yang masuk nominasi award atas dedikasinya dalam melakoni perannya dalam hidup, dan akan memberikan dosa yang setimpal bagi yang tidak menjalankan naskah dengan baik.

Pada akhirnya, pilihlah peran yang baik serta nyaman, dan menyenangkan sesuai passion diri kita untuk menjadi aktor atau aktris yang terbaik di hadapan Allah SWT serta memberikan kesan bagi aktor dan aktris lainnya sebagai lawan peran kita dalam panggung sandiwara dunia. (dakwatuna/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, UIN Syarif Hidayatullah

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization