Polusi Ancam Kesehatan Pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh

Pasar lokal di luar kamp Nayapara di Teknaf, selatan Cox’s Bazar. Mayoritas pemilik toko di pasar adalah pengungsi Rohingya. (Aljazeera)

dakwatuna.com – Cox’s Bazar. Polusi udara menjadi ancaman serius bagi kesehatan pengungsi Muslim Rohingya di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh, utamanya kamp pengungsian di Cox’s Bazar.

Menurut hasil penelitian, polusi udara di wilayah itu disebabkan oleh asap dari kayu bakar dan knalpot kendaraan yang melintas di sekitaran kamp. Tak hanya itu, air minum yang tidak disaring dan kurangnya tempat pembuangan kotoran juga membuat kasus diare, demam serta penyakin kuning kian marak.

Pengungsi di kamp tersebut umumnya juga menderita berbagai macam penyakit kulir, jantung, serta pernapasan.

Dilansir dari kantor berita Anadolu, Sabtu (04/05/2019), penelitian itu dilakukan oleh Pusat Internasional Untuk Perubahan Iklim dan Pembangunan. Mereka melakukan penelitian terkait keadaan lingkungan di pengungsian pada Juni hingga Desember 2018. Aktivitas penelitian mereka juga didukung oleh Organisasi Internasional untuk Pengungsi.

Koordinator Studi, Istiakh Ahmed mengatakan, saat ini diperlukan tindakan cepat untuk meminimalisir risiko yang dihadapi para pengungsi.

Lebih dari 60% responden dirawat karena kondisi medis seperti mengi, sesak dada, pernapasan cepat, eksim, demam tinggi, iritasi kulit dan mata, serta sesak napas, demikian temuan studi tersebut.

Sementara, 62% sampel air tanah yang diuji ditemukan mengandung coliform – kelompok bakteri berbahaya yang tinggal di kotoran manusia.

Sekitar 30% dari saluran air di kamp-kamp terbuat dari lumpur sementara lebih dari sepertiganya adalah udara terbuka, dan hanya 19% beton. Sampah sering tidak segera dibuang, tinggal di kamp dan mencemari udara. (whc/dakwatuna.com)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...