dakwatuna.com – Menyambut era baru revolusi industri 4.0, mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIDKI Ar Rahmah mengadakan Seminar Nasional Kemasjidan yang mengambil tema Kiat Sukses Manajemen Masjid di Era Milenial.
Acara ini diselenggarakan pada Sabtu (9/2/2019) di Hotel Greensa Inn Sidoarjo. Tak tangung-tanggung, panitia menghadirkan tiga pembicara yang notrabene merupakan pakar di bidang masing-masing. Ketiga pembicara secara komprehensif mengupas tuntas mindset baru pengelolaan masjid sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya pada umat.
Ustadz Muhammad Jazir ASP, Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokaryan Jogjakarta, mengawali materi seminar dengan mengurai pentingnya membangun inovasi baru pengelolaan masjid untuk dapat memberikan manfaat kepada jamaah dan masyarakat di sekitarnya. Ustadz Jazir mengurai bagaimana strategi Masjid Jogokaryan Jogjakarta mengkampanyekan shalat shubuh berjamaah hingga jumlah jamaah shalat shubuh mampu menyamai jumlah jamaah shalat Jumat.
Ustadz Jazir mendorong organisasi masjid untuk terus mengembangkan diri dalam menyenangkan jamaah dan masyarakat di sekitarnya. “Di masjid Jogokaryan, kami punya ATM Beras. Kita sediakan mesinnya, sehingga jamaah dan masyarakat dhu’afa’ di sekitar masjid kita beri kartu ATM yang dapat digunakan untuk mengambil beras gratis untuk kebutuhan hidup mereka. Ada yang diperbolehkan mengambil sebulan sekali, sepekan sekali, bahkan ada yg tiap hari. Tergantung kondisi ekonominya. Ini program masjid”.
Pemaparan ini diperkuat oleh pemateri kedua, Prof. Dr. KH. Moh. Ali Aziz, M.Ag. yang memaparkan pengalaman dakwah kemasjidan yang telah dilakukan hingga lintas benua dengan berbagai inspirasi manajemen masjid yang menarik untuk diadopsi. “Bahkan ada imam masjid yang benar-benar ingin melayani jamaahnya sampai parkir mobilnya jauh dari masjid. Saat saya tanya kenapa, beliau menjawab ingin memberikan kesempatan jamaah untuk parkir lebih dekat dari masjid”, ujarnya saat menceritakan masjid-masjid di berbagai negara.
Sedangkan pemateri terakhir, Ustadz Bambang Heri Latif, SE, Socialpreneur muda yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Laznas Nurul Hayat ini membagikan resep penggalangan dana masjid sehingga masjid mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk umat.
Ustadz Heri mengatakan bahwa masjid sangat potensial untuk juga menjadi lembaga filantropi hiperlokal dengan mengoptimalkan penggalangan zakat dan infaq di daerahnya masing-masing. “Penggalangan dana masjid baik infaq maupun zakat harusnya tidak hanya diniatkan untuk membiayai program-program masjid. Tapi juga untuk mendakwahkan syariat zakat dan infaq di masyarakat, “. Tuturnya. (faiz/dakwatuna.com)
Redaktur: Samin Barkah
Beri Nilai: