dakwatuna.com – Abu Dzar r.a berkata: Ya Rasulullah, amal perbuatan apakah yang utama? Jawab Nabi: Iman (percaya) kepada Allah dan berjuang (jihad) untuk menegakkan agama Allah. Saya bertanya: memerdekakan budak yang mana yang lebih afdhal (utama)? Jawab Nabi: yang lebih disayang oleh yang punya (majikannya), dan yang lebih mahal harganya. Jika saya tidak dapat berbuat itu? Jawab Nabi: membantu pekerja, atau membuatkan orang yang tidak dapat bekerja. Ya Rasulullah, jika saya tidak dapat berbuat demikian? Jawab Nabi: menahan kejahatanmu pada orang lain, maka itu sebagai sedekahmu pada dirimu. (HR. Bukhari Muslim)
Firman Allah: Dan semua yang kamu kerjakan dari kebaikan, maka Allah mengetahuinya. (Al-Baqarah: 197)
Karena perbuatan yang tidak berdasarkan iman akan sia-sia, maka amal yang utama adalah iman, sehingga semua amal itu bersendikan iman, dan kedua ialah jihad berjuang benar-benar untuk menegakkan agama Allah. Kemudian membantu meringankan beban orang lain, kalau sudah sunyi dari kebaikan sama sekali, maka harus menahan diri dari kejahatan.
Abu Dzar r.a berkata: Rasulullah bersabda: tiap pagi ada kewajiban bersedekah untuk tiap-tiap persendian (ruas). Maka tiap ucapan (Subhanallah) sedekah, dan tiap ucapan (Alhamdulillah) sedekah, dan tiap ucapan (Laa Ilaaha Illallah) sedekah, dan tiap ucapan (Allahu Akbar) sedekah, dan menganjurkan kebaikan, dan mencegah dari munkar sedekah, dan memadai dari itu semua shalat du rakaat sunnah dhuha. (HR. Muslim)
Pada tubuh manusia terdapat 360 ruas (persendian) yang semuanya itu harus disyukuri nikmat Allah yang demikian luas dan banyak, tetapi agama menganggap semua penggunaan dari persendian itu untuk kebaikan maka itu sebagai sedekahnya.
Abu Dzar r.a berkata: Rasulullah berkata kepadaku: jangan merendahkan walau sedikit pun dari kebaikan, walaupun hanya menyambut temanmu dengan wajah yang manis. (HR. Muslim)
Sekecil-kecil kebaikan bernilai di sisi Allah, walau sekadar tersenyum di depan teman.
Abu Hurairah r.a berkata: Nabi bersabda: Hai wanita muslimah, janganlah seorang tetangga merasa rendah akan memberi hadiah pada tetangganya, meskipun yang dihadiahkan itu sekadar kikil kambing. (HR. Bukhari Muslim)
Oleh karena hadiah itu biasanya timbul karena ingat dan kasih sayang maka tidak diukur besar kecilnya, hanya dinilai dari bekas dan akibat yang ditimbulkannya.
Abu Musa Al-Asy’ary r.a berkata: Rasulullah bersabda: siapa yang shalat subuh dan ashar masuk surga. (HR. Bukhari Muslim)
Berarti siapa yang dapat menjaga kedua waktu yang berat ke satu karena lezatnya tidur, dan kedua karena sibuk kerja, maka jika pada kedua waktu itu dapat dijaga, maka dipastikan bahwa shalat pada waktu yang lainnya akan lebih diperhatikan. (resti/dakwatuna.com)